Wisata

Lindungi Badak Jawa, Jalur Trekking Wilayah Semenanjung Ujung Kulon Ditutup

Oleh: Dendy Fachreinsyah Editor: Nasrudin Jahari 21 Oct 2023 - 21:19 Banten
Lindungi Badak Jawa, Jalur Trekking Wilayah Semenanjung Ujung Kulon Ditutup
Balai TNUK akan menutup jalur trekking diseluruh wilayah Semenanjung Ujung Kulom mulai 1 November. Hal ini dilakukan untuk menjaga habitat Badak Jawa. (Instagram/@btn_ujung_kulon)

KBRN, Pandeglang: Jalur trekking diseluruh wilayah Semenanjung Ujung Kulon, di Kabupaten Pandeglang, Banten  akan ditutup mulai 1 November 2023 mendatang. Penutupan itu dilakukan Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dengan alasan untuk melindungi habitat Badak Jawa.

Balai TNUK menilai, hal itu dilakukan dalam rangka pemulihan ekosistem guna mewujudkan keseimbangan alam hayati serta mengembalikan kondisi ekosistem kawasan sesuai dengan fungsinya.

Baca juga:

Semakin Langka, Badak Jawa Hadapi Berbagai Ancaman Kepunahan

"Maka mulai tanggal 1 November 2023 sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan, BTNUK menutup jalur trekking di seluruh wilayah Semenanjung Ujung Kulon dan jalur trekking Kunjungan ziarah ke Sanghyang Sirah,” kata Kepala Balai TNUK, Ardi Andono dalam siaran pers yang diterima RRI, Sabtu (21/10/2023).

Ardi mengatakan, penutupan jalur wisata Semenanjung Ujung Kulon berkenaan dengan peningkatan pengamanan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dan upaya perlindungan habitat badak jawa.

“Kami mulai menerapkan program fully protected areas untuk wilayah Semenanjung Ujung Kulon,” ucap dia.

Baca juga:

YPUI Dorong Mangrove dan Badak Jawa Masuk Kurikulum Muatan Lokal

Dia melanjutkan, saat ini tanda-tanda Badak Jawa jarang ditemukan di jalur tersebut. Padahal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Badak Jawa membutuhkan daerah jelajah tertentu dan menentukan pola perilaku di alam.

“Sehingga Badak Jawa cenderung menghindar jalur-jalur yang berpotensi sering dilewati untuk beraktifitas. Mempertimbangkan potensi dampak aktifitas tersebut di wilayah Semenanjung Ujung Kulon terhadap perilaku Badak Jawa, maka perlu dilakukan kegiatan pembatasan kunjungan,” katanya.

Namun demikian, aktivitas ziarah ke Sanghyang Sirah tetap diperkenankan hanya melalui Bidur Karang Ranjang- Kalejetan-Legon Pakis. Adapun kegiatan trekking dan wisata alam terbatas masih bisa dilaksanakan pada lokasi sebagai berikut.

Baca juga:

Balai TNUK dan YPUI Intensifkan Kerjasama Pemulihan Ekosistem Pesisir

Pulau Peucang (trekking dan wisata perairan), Kepulauan Handeleum (wisata perairan), Pulau Panaitan, dengan trekking jalur Legon Butun-Legon Bajo-Ciharashas. trekking jalur Legon Butun-Karang Masjid-Karang Jajar-Legon Bajo-Legon Butun dan trekking jalur Pendakian Citambuyung-Gunung Raksa.

Lalu kunjungan ke Gunung Honje, pengunjung bisa trekking jalur Goa Ciguha, trekking jalur Sungai Cicegog, trekking Jalur Curug Cikawung, trekking Jalur Curug Dengdeng. Bisa juga trekking Jalur Curug Batususuan, trekking Jalur Curug Cihangasa, trekking Jalur Mata Air Panas Cibiuk.

Baca juga:

WNA Finlandia Meninggal Dunia saat Penelitian di TNUK

Trekking Jalur Mata Air Panas Cisaat, trekking Jalur Curug Ciburuluk, trekking Jalur Pendakian Puncak Gunung Honje. Kemudian Penziarahan Gunung Tilu, dan Penziarahan Paniisan.

“Untuk aktivitas wisata dapat dilakukan di pulau-pulau yang berada disekitar semenanjung dan wilayah perbukitan wilayah Gunung Honje dan sekitarnya. Sedangkan untuk wilayah Semenanjung Ujung Kulon kami tutup penuh kecuali untuk kegiatan penelitian dan konservasi Badak Jawa,” ucap Ardi.