KBRN, Blang Kejeren: Direktorat Perlindungan
Kebudayaan Indonesia susu laporan berkala Intangible Cultural Heritage (ICH)
Tari Saman dengan melibatkan komunitas dan pelaku budaya.
Salah satu Pelaku Budaya Gayo Lues Syafruddin mengatakan saman telah membumi di Negeri Seribu Bukit tersebut yang dibuktikan dengan banyaknya gelaran saman yang dilaksanakan seperti saman roa lo roa ingi, acara-acara besar dan kegiatan lainnya.
Begitupun, Ia berharap tari saman yang telah diakui Unesco tersebut tidak hanya dilestarikan di Kabupaten Gayo Lues saja tetapi juga dilestarikan di tingkat Provinsi hingga Nasional.
βKalau kita lihat dari perkembangannya Saman itu akan dikenal lebih luas lagi, tapi masalahnya sekarang adalah bagaimana pelestariannya tidak hanya dilakukan di Gayo Lues tapi paling tidak di Provinsi dan Nasional,β ungkap Syafruddin, Rabu (23/4/2023).
Diketahui, Tari Saman telah diakui oleh Unesco menjadi warisan budaya milik dunia sejak 22 Nopember 2011 lalu.
Sementara itu Ketua Dewan Kesenian Aceh Gayo Lues Ali Husin menyebut Tari Saman merupakan warisan budaya yang menganut unsur dakwah Islam sehingga perlu dilestarikan dan diajarkan lebih detail kepada generasi muda sejak dini.