KBRN, Wamena: Bupati Jayawijaya, Jhon Ricard Banua mengatakan, Budaya dan Kebudayaan manusia tidak akan hidup statis tapi dinamis, selalu berubah dan berkembang mengikuti arah perubahan dan perkembangan zaman.
Demikian disampaikan Bupati Jayawijaya, melalui sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Bupati, Marthin Yogobi pada penutupan perhelatan budaya akbar FBLB ke – 31 di Distrik Usilomo, rabu (09/08/2023)
“Feestival budaya Baliem tidak hanya tertutup tapi juga terbuka, budaya dan kebudayaan selalu berkembang terus mengikuti zaman. Dia (budaya) tidak akan hidup statis” katanya
Yang perlu untuk dijaga dan terus dilestarikan oleh masyarakat Baliem adalah nilai-nilai dari pada setiap tradisi yang diturunkan para leluhur termasuk benda-benda sakral yang terdapat di dalam honai.
“Itu yang harus dijaga baik supaya itu tidak disalah gunakan” kata Wakil Bupati, Marthin Yogobi.
Akan tetapi yang bersifat acsesoris, apapun bentuknya bisa saja mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman, masyarakat pun tidak bisa menutup diri atas perubahan itu.
Ia mencontohkan, dulu sebelum ada oli, masyarakat menggunakan lemak babi dan arang untuk menghitamkan tubuh ketika menghias badan, namun saat ini fungsi itu dilakukan menggunakan oli. Demikian juga Odol untuk menghias muka dan badan.
"Tapi sekarang sudah tidak ada lagi sehingga sekarang menggunakan oli atau odol, itulah bagian dari perubahan” jelas Wabup.
Oleh karena itu, kita tidak bisa menutup diri dari setiap perubahan yang terjadi saat ini. “Tetapi kita tidak merubah esensi dari budaya tradisional kita itu”kata Yogobi.
Upacara penutupan FBLB ke-31 di Distrik Usilimo itu dilakukan bakar batu wam (babi) dan ayam yang disantap secara bersama.(*)