KBRN, Ternate: Danau Tolire Besar merupakan kawasan wisata alam yang diresmikan sejak tahun 2000. Berawal dari banyaknya orang-orang yang tertarik untuk melihat keindahan danau Tolire Besar dari tepi tebing, dibukalah kawasan ini sebagai tempat wisata.
Keindahan alam Danau Tolire Besar memang sudah tidak diragukan lagi. Dari samping tebing, akan terlihat hijaunya pepohonan berpadu dengan hijaunya air danau. Tidak jarang, tenangnya air danau menciptakan suasana tegang saat muncul buaya yang diyakini sebagai bagian dari sejarah yang terus terjaga hingga kini.
Dilansir dari nativeindonesia.com, Danau Tolire Besar awalnya merupakan sebuah perkampungan bernama Solea Takomi yang dalam sekejap runtuh karena adanya gempa dahsyat. Gempa tersebut diyakini masyarakat sebagai murka alam semesta karena perbuatan tidak senonoh antara ayah dan anak kandungnya.
Cerita legenda tersebut pun dibenarkan oleh salah satu tokoh masyarakat setempat. “Buaya putih itu dipercaya sebagai penjaga danau yang merupakan jelmaan masyarakat kampung yang tenggelam tersebut,” tambahnya.
Keberadaannya semakin membuat takut ketika insiden diterkamnya seorang remaja saat memancing di Danau Tolire Besar.
Buaya putih melegenda sekaligus penyeimbang ekosistem
Pasca kejadian, sempat terjadi penurunan wisatawan yang membuat perekonomian pemilik pondokan sedikit sepi. “Sesudah insiden ada penurunan pengunjung tapi beberapa minggu aja. Habis itu ramai lagi,” ungkap Junaedi selaku pengelola Wisata Danau Tolire Besar.
Akan tetapi, di luar insiden tersebut, dapat disikapi bahwa buaya dan cerita legenda yang mengiringi sebagai cara untuk menyeimbangkan ekosistem. Buaya putih yang dipercaya sebagai jelmaan warga terdahulu merupakan buaya muara yang memang hidup dan berkembang biak di habitat seperti Danau Tolire Besar.
“Menurut Komunitas Fotografi Satwa Liar, buaya itu termasuk buaya muara yaitu buaya yang hidup di air laut serta air tawar,” ungkap Dedi selaku anggota Komunitas Pencinta Reptil.
Meskipun demikian, hingga saat ini belum ditemukan jalur penghubung antara Danau Tolire Besar dengan laut. Sebagai habitat dari buaya muara, Danau Tolire Besar menjadi lingkungan yang sesuai untuk perkembangbiakan buaya muara.
“Di Danau Tolire Besar ada beberapa sisi yang rata sebagai tempat buaya berkembang biak. Dari sisi ekosistem, tempat habitatnya nyaman dan makanan terpenuhi seperti ikan dan burung yang jatuh,” Dedi menambahkan.
Menurutnya, danau tersebut memang habitat yang cocok untuk buaya muara. Sejauh ini, ada sekitar 20 ekor buaya yang pernah muncul dan terlihat sekaligus.
Cerita legenda yang menjadi daya tarik tersendiri
Adanya buaya muara di Danau Tolire Besar dinilai menjadi daya tarik tersendiri dan membawa keuntungan bagi perekonomian wisata Danau Tolire Besar. Meskipun tumbuh dikenal dari cerita mistis yang melatarbelakanginya, buaya muara di danau ini dapat menjadi perantara baik untuk menjaga kelestarian lingkungan di tempat tersebut.
“Sebenernya larangan adat ini untuk seperti undang-undang atau aturan supaya orang-orang bisa mematuhi dan menjaga lingkungan tersebut,” ujar Dedi.
Ia menambahkan bahwa cara tersebut dapat mencegah orang-orang berbuat lebih jauh yang akhirnya dapat berisiko bagi orang tersebut maupun lingkungannya. Selain itu, alasan keselamatan juga dipertimbangkan dalam menghubungkannya dengan adat setempat.
Mitos yang berkembang membawa keunikan
Wisata Danau Tolire Besar memiliki keunikan tersendiri dengan adanya mitos-mitos yang mengiringinya. Salah satunya adalah adanya mitos lempar batu yang tidak akan bisa sampai ke bawah. Meski dilempar berkali-kali, batu tersebut akan kembali lagi ke tempat asal kemparan karena sedikitnya gaya gravitasi yang ada. Hal tersebut juga beriringan dengan adanya larangan melempari Danau Tolire Besar terkait legenda yang ada.
“Ini ga booleh melempar karena balik lagi ke masalah legenda itu yang tadinya kampung yang tenggelam. Kalo tetap melempar itu dianggap tidak sopan karena sebenarnya ada kampung dan kehidupan di situ,” ungkap Junaedi.
Saat ini, telah dibuat aturan tesendiri mengenai hal tersebut yaitu larangan melempar batu ke tengah danau. Meskipun demikian, masih ada beberapa pengunjung yang ingin membuktikan hal tersebut dengan tetap saja melempar batu ke tengah danau.
Selain mitos itu, danau tersebut juga biasa disebut sebagai Bokor Raksasa yang dalam Bahasa Indonesia berarti Baskom Raksasa. Sebutan itu melekat karena bentuk dari Danau Tolire Besar ini yang berbentuk lingkaran besar di tengah pepohonan.
Legenda dan keindahan alam berpadu tingkatkan perekonomian
Cerita, mitos, dan legenda yang melatarbelakangi danau ini menjadi satu hal menarik selain keindahan alam yang disajikan ketika berkunjung ke wisata Danau Tolire Besar. Sarana dan prasarana pun menjadi nilai tambah tersendiri yang disediakan di tempat wisata ini seperti adanya tempat parkir, gazebo, toilet, spot foto, serta banyak warung makan dengan makanan khas Ternate.
Setiap harinya, tempat wisata Danau Tolire Besar beroperasi mulai pukul 08.00 WIT hingga pukul 17.00 WIT. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi pengunjung yang akan berkunjung di waktu malam karena sejatinya Danau Tolire Besar tidak mengenal waktu baik siang maupun malam.
Tarif masuk yang dibebankan kepada pengunjung pun cukup murah yaitu dengan total harga tiket sebesar Rp2.500,00 pengunjung dapat menikmati keindahan Danau Tolire Besar dari tepi tebing.
Untuk dapat sampai ke sana, wisatawan bisa melewati jalanan dengan akses yang mudah untuk motor, mobil, hingga angkutan kota. Rute tersebut dapat ditempuh sekitar 60 menit dari pusat kota menggunakan mobil. Meskipun terdengar jauh, pengunjung akan terpesona dengan semua pemandangan yang dilihat selama perjalanan menuju tempat wisata Danau Tolire Besar.
Indahnya pesona Wisata Danau Tolire Besar menjadi pengalaman yang tak bagi setiap pengunjung yang berani menyelami keindahan alam dan mitos yang melegenda. Dengan jam operasional yang luas dan aksesibilitas yang mudah, destinasi ini menjadi tempat yang menarik bagi para petualang, pencinta alam, maupun mereka yang ingin merasakan kisah-kisah legenda yang mendalam.
Dari pesona buaya muara yang berenang di tengah tenangnya danau hingga cerita-cerita mistis yang mencuri perhatian, Wisata Danau Tolire Besar mengajak para pengunjung untuk merenungi kebesaran alam dan kekayaan budaya lokal.
Melangkah kembali dari danau yang memesona ini, kenangan tak terlupakan dan rasa ingin kembali akan selalu terpatri dalam hati. Sudah selayaknya danau ini dijaga dengan cinta dan kepedulian, agar keajaiban dan legenda di dalamnya akan terus mempesona dan menjadi warisan yang abadi bagi generasi mendatang.
Penulis: Nisa Asfiya Husna, Mahasiswa KKN UGM