KBRN, Surakarta: Menyambut Hari Tari Dunia pada 29 April, Kota Surakarta akan menampilkan pertunjukan di panggung 'Menarikan Ruang Publik'. Acara tersebut akan menampilkan tarian massal bedhayan di koridor Ngarsapura pada pukul 07.00 WIB.
Acara ini juga akan menghadirkan pentas ramayana di Pasar Gede Hardjonagoro pada pukul 13.00 WIB. Kauman Menari and Fashion Tari di Kampung Batik Kauman akan digelar pada pukul 14.30 WIB.
Pentas Tari Modern di Paragon Mall akan disajikan pada pukul 16.00 WIB. Pentas Komunitas Seni dan Pasar Tari di Pasar Triwindu akan berlangsung pada pukul 21.00 WIB.
Begitu juga Pentas Tari Urban di Koridor Gatsu yang akan berlangsung pada pukul 21.00 WIB. Program Solo Menari diharapkan memperkuat identitas Kota Surakarta sebagai kota seni pertunjukan, serta meningkatkan kunjungan wisatawan.
Penanggung jawab acara, Heru Mataya mengungkapkan acara ini salah satu dari program Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023. Program ini diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Solo Menari, Pemkot yang menginisiasi dan melibatkan kehadiran sanggar tari dan komunitas individu yang memang dekat dengan dunia tari,” ujar Heru ketika jumpa pers, Rabu (12/4/2023).
“Memang tahun ini Kota Surakarta mengajukan ke UNESCO jadi kota pertunjukan. Salah satu caranya, kita meneguhkan Surakarta jadi kota seni pertunjukan dan dunia mengakuinya," katanya.
Menurutnya, Surakarta sudah menjadi kota seni pertunjukan karena terdapat Keraton Surakarta dan Mangkunegaran. Acara ini juga akan dipromosikan bersama Keroncong Festival, yang juga merupakan program nasional.
“Program Solo Menari temanya 'Menarikan Ruang Publik'. Kota Surakarta ini kita ingin semua ruang publiknya menjadi bagian program tari, baik individu maupun tata ruang," kata Heru.
"Ada rancangan setiap temanya. Ada koreografernya,” katanya.