Ekosistem Digital Indonesia: Warung Tenda hingga Merambah Dunia

Warung tenda Ayam Bakar Pak Eko di kawasan Depok, Jawa Barat, memanfaatkan aplikasi digital untuk menjangkau konsumen-konsumennya. (Foto: RRI/Danang Sundoro)

KBRN, Jakarta: Suara deru lalu lalang kendaraan malam itu cukup ramai di jalan Merpati Raya, Depok, Jawa Barat. Namun, keramaian bunyi deruman dan klakson mendadak sirna saat wajan penuh minyak panas ditaruh beberapa ekor lele.

Lapak seluas 3x5 meter persegi, yang terletak di pinggir jalan Merpati Raya, berganti dipenuhi bunyi desisan lele goreng. Bu Eko, pemilik dan penjual pecel lele, dengan lincah memasukkan beberapa lele ke dalam wajan penuh minyak panas.

Warung tenda Ayam Bakar Pak Eko yang berada di jalan Merpati Raya ini istimewa. Senin malam itu (26/9/2022), Bu Eko menjaga lapak bersama dua pegawainya. Ia menggantikan suaminya yang tengah beristirahat saat ditemui RRI di warung tenda miliknya. 

Warungnya sama seperti kebanyakan warung tenda yang banyak ditemui di pinggir-pinggir jalan di Indonesia. Dindingnya dikelilingi sekat terpal, bertuliskan huruf-huruf besar warna-warni "Ayam Bakar Pak Eko", bersama menu-menunya. 

Satu porsi pesanan pecel lele ditambah nasi uduk dari resep rahasia Pak Eko tidak pernah gagal menggugah selera. Gurihnya nasi uduk berpadu dengan pecel lele atau ayam bakarnya membuat lupa kalau kapasitas perut kita terbatas. Itu kata para pelanggan-pelanggannya yang ditemui RRI. 

Sedetik kemudian, aroma lele goreng merebak di lapak penuh pembeli, membuat air liur pun berkumpul, menanti masakan jadi. Di benak pembeli, sudah terbayang setumpuk lele goreng panas berdampingan dengan sambal pecel lele khas bersama lalapannya.

"Nasi uduknya enak banget. Lele goreng favoritnya," kata Ibu Ari, salah satu pelanggannya saat ditemui RRI.

Keistimewaan lapak Ayam Bakar Pak Eko bukan hanya pada pecel lelenya saja. Tempelan stiker bertuliskan "Dapat dipesan di GoFood" di kaca etalasenya menunjukkan keistimewaan warung tendanya ini. 

Stiker tersebut menunjukkan lapak kaki lima tersebut, yang dirintis sejak tahun 1998, kini sudah masuk dunia digital. Bu Eko mengatakan suramnya masa pandemi lalu, menjadi pemicu ia dan suami memutuskan masuk dunia digital.

"Mulai tahun 2020 apa 2021 gitu, mas. Baru-baru ini sih kayanya," kata Bu Eko, menceritakan awal mula mendigitalkan dagangannya.

"Buat tabungan juga sih, mas. Sama memang mengikuti zamannya udah begini, semenjak pandemi. Waktu itu kan orang jarang keluar itu. Jadi ikutin arahnya ke situ aja," ujar Bu Eko.

"Ada Grab, Gojek, sama Shopee," katanya, seraya menunjukkan aplikasi-aplikasi yang digunakannya berjualan di sejumlah platform digital.

Masing-masing aplikasi berdering bersahut-sahutan saat masuk pesanan dari pelanggan di sekitar kawasan Depok. Bunyi notifikasinya berbeda-beda, membuat Bu Eko langsung paham dari aplikasi mana pesanan tersebut berasal. 

Stiker lainnya bertuliskan "Lebih baik pakai GoPay" juga menjadi keistimewaan warung Pak Eko berikutnya. Stiker tempel tersebut menunjukkan lapak Pak Eko telah memanfaatkan teknologi pembayaran nontunai menggunakan aplikasi.

Ini terbukti ketika salah satu pelanggan warung Pak Eko, Ibu Ari, beranjak hendak membayar pesanannya usai bersantap malam. Alih-alih mengeluarkan dompet, Ibu Ari hanya menunjukkan ponsel pintarnya dan meminta Bu Eko menunjukkan QRIS lapaknya.

Ibu Ari membuka aplikasi Bank DKI, JakOne Mobile, dari ponsel pintarnya. Ia kemudian mengarahkan ponselnya tersebut ke kotak bujur sangkar yang muncul di layar ponsel milik Bu Eko . 

Kotak bujur sangkar ini berisi pola piksel-piksel hitam dan putih tidak beraturan. Di atas kotak tersebut tertera tulisan "GrabPay" dan sebaris tulisan lain "Ayam Bakar Pak Eko - Depok Jaya".

Berikutnya, Ibu Ari mencantumkan harga seluruh pesanan yang sudah disantapnya bersama keluarga di aplikasi JakOne Mobile. Tepat setelah Ibu Ari menyelesaikan proses tersebut, muncul notifikasi di JakOne Mobile: "Transaksi Berhasil Rp62.000,00".

"Iya, mas. Saya sudah enggak megang tunai sekarang. Kita kan ikutin anjuran pemerintah nih, cashless. Jadi, apa-apa scan QR atau barcode-lah ya," kata Ibu Ari kepada RRI, saat ditemui di lapak Ayam Bakar Pak Eko.

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI). QR Code sendiri merupakan kode yang terdiri dari pola-pola piksel hitam dan putih. BI menggunakan QR Code dalam proses transaksi agar membuat transaksi menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

Dari pinggiran jalan raya seperti ini, pecel lele bukan satu-satunya yang masuk dunia virtual. Warung bubur ayam, ikan bakar, soto betawi, martabak, dan banyak lainnya juga turut meramaikan pasar dunia maya.

Tidak hanya meningkatkan pendapatan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) kaki lima, digitalisasi juga turut menggerakkan perekonomian nasional. Para pelaku UMKM ini hanya perlu masuk ke pasar-pasar digital yang disediakan para penyelenggara sistem elektronik (PSE).

PSE mengembangkan aplikasi yang mempertemukan para penjual dan pembeli, membantu UMKM menjangkau pembeli baru dan menjaga pelanggan lama. Sementara, para pembeli dapat menemukan beraneka menu baru yang ada di lingkungannya.

Tenggara Strategics menjelaskan ada tiga nama besar PSE Indonesia yang tidak sekadar menyediakan pasar makanan/minuman digital. Mereka juga sudah menginisasi proses pengantaran produknya dan sekaligus membuka metode pembayaran digital dari aplikasinya. Mereka adalah Gojek, Grab, dan Shopee yang masuk sebagai pelaku Online Food Delivery (OFD) atau pesan-antar makanan.

Peneliti di Tenggara Strategics juga menjelaskan 64 persen pengguna ponsel pintar Indonesia sudah menjadi konsumen OFD selama pandemi. Peneliti mengatakan, pada tahun 2021, kontribusi pelaku OFD diperkirakan mencapai Rp78,4 triliun bagi perekonomian nasional.

"Jadi di saat kita gak bisa ke mana-mana, mau gak mau semua itu dilakukan online, digitalisasi ini membuka akses pasar bagi para UMKM jadi luas. Mereka bisa menggapai konsumen dari mana pun," kata Stella Kusumawardhani, peneliti Ekonomi dari Tenggara Strategic. 

"Dari Shopee, Grab, maupun GoTo, mereka kencang sekali bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan digitalisasi dari UMKM. Jadi saya melihat itu sebagai sesuatu yang positif. Pemerintah dan private sector bekerja sama untuk meningkatkan digitalisasi masyarakat terutama UMKM untuk pemulihan perekonomian," kata Stella.

Data Tenggara Strategics mengungkapkan sebagian besar konsumen setidaknya menggunakan layanan OFD seminggu sekali. Dan, aplikasi yang dipilih konsumen adalah GoFood (58%), ShopeeFood (55%), dan GrabFood (47%).

Total nilai transaksi konsumen di GoFood pada tahun 2021 menjadi yang paling besar, mencapai Rp30,65 triliun (39%). Transaksi terbesar berikutnya disusul ShopeeFood dengan Rp26,49 triliun (34%) dan GrabFood Rp20,93 trilyun (27%).

Inovasi sistem pengantaran yang melibatkan pengemudi ojek turut menumbuhkan lapangan kerja baru. Inovasi pembayaran nontunai juga memudahkan konsumen dalam bertransaksi. Catatan Tenggara Strategics menjelaskan mayoritas konsumen meyakini dampak ekosistem OFD sangat positif dalam membantu ekonomi pengemudi dan UMKM.

Di sisi lain, dari tiga aplikasi tersebut, Indonesia patut berbangga karena aplikasi anak bangsa juga mampu mendunia. Deputy Chief of Corporate Affairs Gojek Audrey Progastama Petriny menjelaskan aplikasi Gojek sudah merambah Asia Tenggara.

"Gojek berdiri pada 2010 di Jakarta, yang awalnya adalah sebagai call center dan fokus di layanan transportasi roda dua. Kemudian pada Januari 2015, Gojek meluncurkan aplikasi sejalan dengan tumbuhnya permintaan. Pada Mei 2021, Gojek dan Tokopedia resmi bersinergi membentuk GoTo Group," kata Audrey kepada RRI, Jumat (23/9/2022).

"Sekarang Gojek menjadi on-demand platform terdepan di Asia Tenggara, beroperasi di tiga negara: Indonesia, Singapura, dan Vietnam," kata Audrey. 

"Kami menyediakan akses ke berbagai layanan mulai dari transportasi, pengantaran makanan, logistik, dan lainnya. Dari awal, Gojek memang didirikan dengan prinsip memanfaatkan teknologi untuk mempermudah kehidupan sehari-hari masyarakat," katanya lagi. 

Bukan hanya merambah ke negara lain, Gojek terbukti memberikan manfaat bagi bangsanya sendiri. Hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang diterbitkan 3 Agustus 2020 menunjukkan hal tersebut.

"Bila menggunakan metode perhitungan pendapatan domestik bruto (PDB), nilai produksi di ekosistem digital Gojek selama tahun 2019 ​setara dengan 1% PDB nasional Indonesia​," kata Wakil Kepala LD FEB UI Dr. Paksi C.K. Walandouw.

Menurut Paksi, ​mitra Gojek telah berkontribusi sebesar​ ​Rp104,6 triliun pada ekonomi Indonesia di tahun 2019. Para mitra Gojek tersebut berasal dari lima layanan, yakni GoFood, GoPay, GoSend, GoCar, dan GoRide.

"Kontribusi langsung sebesar ​Rp87,1 triliun​, dihitung dari ​selisih pendapatan mitra sebelum dan sesudah bergabung ke ekosistem Gojek​," kata Paksi, merinci kontribusi Gojek.

"Dampak multiplier (​multiplier effect​) sebesar ​Rp17,5 triliun pada sektor-sektor UMKM yang berada ​di luar ​ekosistemnya, dihitung dari ​selisih pendapatan UMKM sebelum da​n setelah Gojek beroperasi di sebuah kota​," kata Paksi, kembali merinci.

Menurut Paksi, mayoritas (86%) UMKM di luar ekosistem Gojek mengalami peningkatan volume transaksi setelah ada Gojek di kotanya. Contoh UMKM di luar ekosistem Gojek ini adalah seperti bengkel dan para pedagang pasar 

"Yang menarik adalah, lebih dari sepertiga UMKM (33%) mengaku bisa membuka cabang usaha baru setelah ada Gojek di kotanya. Ini artinya keberadaan platform digital di sebuah kota bisa membuat roda ekonomi bergerak semakin cepat,” ujar ​Paksi.

"Dalam waktu kurang dari 3 bulan, UMKM kuliner dan non-kuliner yang baru bergabung ke ekosistem Gojek mendapatkan ​keterampilan baru yaitu ​skill berjualan online (77%), pemanfaatan media sosial untuk bisnis (48%), dan kreativitas dalam pemasaran (45%)," kata peneliti LD FEB UI Dr. Alfindra Primaldhi.

"Kemampuan mitra untuk bertahan dan beradaptasi bersama Gojek membuat ​90% mitra UMKM cenderung optimis bisa pulih dan tumbuh ke depannya dengan terus bersama Gojek​. Mayoritas UMKM berencana tetap bermitra dengan Gojek secara jangka panjang" kata Alfindra.

Seluruh entitas ekosistem ini, yakni UMKM, konsumen, PSE, dan pemerintah, telah mengantarkan bangsa ini bertransformasi menjadi lebih mendigital. Dukungan serta kerja sama yang dibangun antarpihak perlahan-lahan membawa kita masuk ke era baru dalam bertransaksi.

"Kita bisa cukup berbangga diri, karena banyak sekali layanan-layanan digital kita yang sudah cukup maju. Misalnya kita punya QRIS yang transborder yang bisa dipakai di negara-negara di luar Indonesia," kata Stella Kusumawardhani 

"Itu kan sesuatu yang sebenarnya bisa kita banggakan juga ya. Dan adanya layanan-layanan super app ini kan juga tidak banyak di negara-negara lain. Kita juga sebagai negara yang memegang Presidensi G20 di digital economy, itu kita pas sekali," katanya lagi.

Demi membangun ekosistem digital yang berkelanjutan, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah strategi. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menjelaskan, ini dilakukan untuk mendorong transformasi digital yang inklusif.

"Indonesia telah menyusun peta jalan Indonesia Digital 2021-2024 sebagai panduan strategis demi mewujudkan transformasi digital nasional yang cepat, yang kuat, dan yang merata guna menutup kesenjangan digital, dan meningkatkan rasio keterhubungan internet antarwilayah," kata Johnny G. Plate saat berbicara di Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN, 18 Oktober 2021. 

"Penting juga untuk terus mengoptimalkan manfaat digitalisasi untuk mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat dan inklusif," katanya lagi.

Kita merupakan tuan rumah pertemuan G20 yang akan berlangsung di Bali. Transformasi digital menjadi salah satu pesan dalam pertemuan tersebut yang akan digelar November mendatang. 

Indonesia, dengan ekosistem digital yang berhasil dibangun saat ini, mampu memberikan contoh bagaimana bertransformasi masuk ke ekosistem digital. Kini, seluruh warganya beranjak semakin menikmati ekosistem digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.