KBRN, Negara : Di peternakan ayam petelur milik Hasib Sucipto ini, penerapan maggot dilakukan sejak dua tahun belakangan ini. Dan teruji mampu menangani masalah bau dan larva lalat yang sering mengganggu lingkungan.
Sucipto menjelaskan penggunaan maggot sendiri menjadi solusi dan efektif untuk menghilangkan bau dan menghindari serbuan lalat. Apalagi di musim penghujan seperti saat ini.
"Ya sudah terbukti, karena saya juga pengusaha warung makan. Jadi salah solusi memakai maggot ini. Tidak mungkin warung makan saya, akan didatangi pelanggan ketika ada bau dan lalat,” tandasnya.
Maggot sengaja dibudidayakan dengan menaruh pada bawah kandang ayam. Selanjutnya ayam-ayam akan membuang kotoran ke kerumunan maggot itu. Lalu maggot akan memakan kotoran dari ayam tersebut. Dan maggot sendiri nantinya bisa dijadikan pakan utama dari ayam. Sehingga terjadi siklus berputar rantai makanan.
"Sangat efektif untuk membuat peternak aman dari keluhan masyarakat sekitar dan irit pakan ayam, " katanya.
Peternak cukup membuat kandang lalat BSF dan setelah menjadi larva kemudian di taruh di bawah kandang. Larva itu akan memakan kotoran ayam dan nantinya jadi makanan ayam kembali.
Kepala Dinas LH Jembrana, Dewa Gede Ari Candra Wisnawa mengatakan kunjungannya ke peternakan di Banyubiru itu untuk mencari solusi lalat dan bau menyengat yang ditengarai dari kandang peternakan ayam.
"Kebetulan salah satu peternak sudah mecoba menggunakan maggot pada peternakan ayamnya. Setelah ini kami mencoba menawarkan kepada peternak untuk mencoba menggunakan maggot dalam mengatasi lalat," ujar mantan Sekdis LH ini.