KBRN, Jakarta: Guna memahami kebutuhan penumpang selama Ramadan, pihak Transjakarta dan KAI Commuter memberikan aturan khusus. Aturan tersebut berupa durasi waktu untuk penumpang yang ingin membatalkan puasa saat perjalanan.

Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta, Yoga Adiwinarto mengatakan pihaknya memberikan waktu selama 10 menit. Yaitu bagi penumpang yang ingin membatalkan puasa baik di dalam bus maupun yang berada di halte.

"Kami berikan waktu kurang lebih 10 menit dari azan magrib, silakan membatalkan puasa jika berada di bus maupun halte," katanya dalam perbincangan bersama Pro3 RRI, Sabtu (25/3/2023).

Namun, Yoga menegaskan untuk makanan dan minuman yang dipakai berbuka merupakan milik sendiri. Minuman yang boleh dibawa bebas, tetapi untuk makanan yang dikonsumsi hanya diperbolehkan makanan ringan.

"Jadi bukan makanan berat seperti nasi kebuli, nasi padang. Kami menganjurkan seperti kurma, roti atau snack lainnya," kata Yoga.

"Jadi kami tidak memperkenankan kalau seandainya ada yang masih membawa makanan dengan wangi menyengat atau lauk pauk lainnya. Karena yang penting saat azan bisa membatalkan puasa dulu," katanya, menjelaskan.

Sama seperti Transjakarta, KAI juga menerapkan waktu untuk penumpangnya berbuka di gerbong. Manager External Relations and Corporate Image Care KAI Commuter, Reza Arlan mengatakan waktu yang diberikan selama 60 menit.

"Kami juga memberikan waktu kurang lebih 1 jam bagi penumpang yang berbuka,"  kata Reza.

Tidak jauh berbeda, aturan makan dan minum juga sama dengan Transjakarta. Hanya saja setelah makan dan minum para penumpang diingatkan kembali untuk menggunakan masker seperti aturan yang ada sebelumnya. 

"Makan makanan yang ringan saja, setelah itu masker harus dipakai kembali," katanya, menjelaskan. 

Reza juga menegaskan agar penumpang tidak membuah sampah bekas berbuka puasa di dalam gerbong. Sampah bisa dibuang setelah penumpang sampai di stasiun tujuan akhirnya.