Jejak Syiar Sunan Gunung Jati di Masjid Ar-Romli

Enam pilar megah Masjid Ar-Romli di Kadugede. (Foto: RRI/Andini Rahmawati)

KBRN, Kuningan: Di Kabupaten Kuningan terdapat masjid yang masih mempertahankan gaya tradisional. Susunan atapnya berbentuk piramid khas Cirebon.

Masjid itu adalah Masjid Ar-Romli yang terletak di Desa Puhun, Kecamatan Kadugede, Kuningan, Jawa Barat. Di masjid ini terdapat jejak syiar Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang terlihat dalam bangunannya.

Hal itu terlihat dari bentuk ukiran enam pilar yang khas dengan Keraton Cirebon yang terdapat di dalamnya. KH Engkos, keturunan Mama Jubaedi yang merupakan anak Abah Romli, menuturkan enam penyangga pilar terbuat dari kayu jati.

Pilar-pilar itu membentuk persegi dan dilapisi kayu jati berukiran khas cirebonan yang memiliki arti penting bagi umat Islam. Enam tiang itu sesuai rukun iman yang wajib diketahui umat Islam.

Rukun iman tersebut iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada Rasulullah. Setelah itu, umat Islam wajib iman kepada hari kiamat serta iman kepada qada dan qadar Allah.

"Cerita dahulunya, wali ukir yang merupakan orang Garut diperintahkan oleh Syekh Syarif Hidayatullah untuk membuat pilar. (Pilar dibuat) dengan ukiran khas Kasepuhan Cirebon pada tujuh masjid yang berada di Wilayah III Cirebon," kata KH Engkos.

Meski usianya telah mencapai satu abad, namun pilar dan ukiran tersebut hingga kini masih kokoh dan terawat. Masjid Kasepuhan ini dibangun pada awal tahun 1900-an.

"Bila melihat dari pesantren yang dibangun oleh kakeknya yang tercatat di Kementerian Agama, yakni sekitar tahun 1940-an. Namun sebenarnya, masjid ini dibangun pada tahun 1908, sesuai dengan lahirnya ayah saya, KH Mama Jubaedi, yakni anak dari Abah Romli," katanya.

KH Engkos menjelaskan bahwa saat belum direnovasi, pilar-pilar tersebut tidak setinggi saat ini. "Kalau sekarang ditambahkan tembok bawahnya, jadi tinggi. Kalau dulu daun-daun dan ranting itu bisa tergapai, sesuai apa yang diinstruksikan dari Kasepuhan Cirebon untuk desainnya," katanya.

Meskipun telah beberapa kali mengalami pemugaran, ia beserta keturunan Abah Romli tetap mempertahankan tradisi dan keasliannya. Beberapa bagian yang rusak diperbaiki agar tidak rapuh, tetapi pilar dan tradisi lainnya masih dijaga dengan baik.

Hal tersebut terlihat pada tempat berwudu dan alat pengingat waktu salat terbuat dari kayu jati yang disebut kentungan. Sejak dahulu, azan di masjid ini menggunakan kentungan dan tidak boleh menggunakan pengeras suara. 

Tradisi ini masih dipertahankan hingga saat ini, demikian juga tradisi lainnya. Contohnya adalah kolam untuk berwudu.