KBRN, Jakarta: Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga menginginkan, agar Pemilu 2024 dapat terselenggara dengan bersih. Termasuk bebas dari korupsi dalam segala bentuk dan wujudnya.
Ketua Umum PP Pemuda Panca Marga, Berto Izaak Doko mengatakan, Pemilu 2024 merupakan momentum strategis untuk menyaring. Sekaligus memilah dan memilih kader maupun pemimpin bangsa.
"Khususnya bagi penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Yang berkapasitas unggul, andal dan tangguh," kata Berto dalam keterangan tertulis, Kamis (26/1/2023).
Sementara itu, mantan Duta Besar Kamboja Nurracahman Oerip mengatakan dalam tiap penyelenggaraan Pemilu, rakyat sebagai pemilik suara atau pemegang kedaulatan. Pada umumnya bersikap pasif, sekedar pengikut partai politik.
"Rakyat tidak berdaulat lagi setelah meninggalkan tempat pemungutan suara. Aspirasi rakyat juga kerapkali diabaikan Parpol sehingga mereka merupakan The Voice of The Voiceless," ujarnya.
Menurut Oerip, hal itu disebabkan rakyat dalam Pemilu tidak mempunyai daya tawar politik terhadap partai politik. Oleh karena itu, diperlukan edukasi pemilih yang konstruktif menjelang Pemilu 2024.
"Ini guna menggugah kesadaran kolektif rakyat untuk membangun daya tawar politik bagi kebaikan hidup mereka. Saat ini dengan sistem sekarang, cenderung masih memberikan peluang bagi terjadinya korupsi secara proses," ucapnya.
Untuk itu, kata dia, perlu adanya gerakan moral untuk mendesak adanya komitmen terhadap para peserta pemilu. Sehingga tidak ada tindakan korup dan tidak menjadi calon koruptor.
"Kalau korupsi, tidak selamat dunia akhirat, kalimat tersebut saya berharap dicantumkan di setiap spanduk calon legislatif di pusat sampai daerah. Selain itu juga Capres-Cawapres, sebagai salah satu wujud nyata komitmen untuk cegah korupsi," katanya.
Dalam rangka memperingati HUT Ke-42, Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga menggelar acara diskusi. Adapun temanya yakni urgensi penyelenggaraan pemilu yang beradab dan bermartabat demi kelangsungan hidup bangsa.