KBRN, Jakarta: Pemerintah dan sekolah harus mengajarkan siswa untuk berani 'speak up' jika mengalami perundungan. Dan mekaniskme prosedur penanganan kekerasan terhadap anak, harus ditndaklanjuti seadil-adilnya.
"Agar mereka tahu ke mana harus melaporkan dan perlindungan anak yang melaporkan. Lalu dari sisi anak, membangun daya tahan anak, mengajarkan berkomunikasi, bisa menolak, melaporkan, berani melaporkan," kata Advokasi Manager Save The Children Indonesia (STCI) Andri Yoga Utami saat berbincang dengan PRO3 RRI, Senin (20/11/2023).
Andri juga menekankan, perlu membangun jati diri anak anti kekerasan. Jiwa solidaritas di dalam anak, harus ditumbuhkan untuk memperkuat sikap saling menghargai dan melindungi satu sama lain.
"Nilai solidaritas di kedepankan, empati, kasih sayang, anak punya keterampilan 'speak up'. Sekolah mewadahi untuk anak-anak untuk berani," ujarnya.
Kemudian, Andri mengkhawatirkan, masalah kekerasan 'bullying' membuat anak-anak jadi malas sekolah. Ia pun miris, kasus 'bully' di tambun, Bekasi, hingga membuat kaki sang anak diamputasi.
"Ini hanya satu kasus, bagaimana masa depan anak-anak ini, mereka diam, tak berani melaporkan. Hidup tertekan, ketakutan, ini mempengaruhi perkembangan karakter masa depan anak," ucapnya, mengakhiri.
