KBRN, Saumlaki: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyetujui permintaan pengurus PWI untuk melanjutkan program Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) guna meningkatkan kompetensi wartawan pada tahun 2024 mendatang.
Pernyataan itu diungkapkan Mendikbudristek Nabiel Makarim ketika menerima pengurus PWI Pusat yang dipimpin ketua umumnya Hendry Ch Bangun.
Ketika menerima pengurus PWI Pusat di ruang kerjanya, Jumat (10/11/2023), Nadiem Makarim menyatakan, PWI bukanlah organisasi asing di matanya, karena pernah tinggal di Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta.
Nono Anwar Makarim, ayah Nabiel Makarim, salah seorang tokoh pers nasional dan Pemimpin Redaksi Harian KAMI, juga Sebagai wartawan dan salah satu tokoh angkatan 66.
Usai mendengar pemaparan Keta Umum PWI Hendry Ch Bangun dan pengajar SJI Marah Sakti, Mas Menteri, begitu Nadiem Makarim disapa langsung memberi respon positif.
Menurut Nadiem, SJI merupakan program pelatihan jurnalistik yang sangat baik dan dilaksanakan oleh organisasi yang terpercaya sehingga SJI layak untuk dilanjutkan.
Semula, Nadiem mempertanyakan terkait terkait SJI, siapa saja pesertanya dan berapa lama program pelatihannya.
Hendry mengatakan, peserta SJI adalah wartawan muda dengan durasi pelatihan satu minggu, selanjutnya redaktur tiga hari dan wartawan utama satu hari. Hal menarik lainnya, pengajarnya merupakan tokoh-tokoh pers, wartawan senior untuk menularkan ilmu dan pengalaman serta nilai-nilai perjuangannya.
"Sekolah Jurnalistik Indonesia ini, program yang sangat bagus. Karena itu kita usahakan mengalokasikan anggarannya agar dapat melanjutkan program tersebut."
SJI berhenti tahun 2017/2018, karena terkendala anggaran dan Covid-19. Awalnya, SJI dibiayai dari Kemendikbud dengan alokasi senilai Rp 1 miliar, yang bertujuan kompetensi wartawan dapat merata hingga daerah.
Sehubungan pelatihan jurnalistik untuk wartawan di daerah, Nadiem mengajukan beberapa usulan yang bisa diselaraskan dengan kebijakan di Kemendikbudristek, salah satunya penyelenggaraan pelatihan jurnalistik secara online sehingga murah dan banyak yang terlibat.
"PWI juga bisa buat mini kampus. Ini cara bikin universitas yang dibiayai pemerintah tapi tanpa bangun gedung. Pakai fasilitas yang ada. Ini sejalan kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM)."
Sehubungan Program Kampus Merdeka, Kemendikbudristek menyediakan platform berikut anggarannya, jika PWI berminat membuat mini universitas. Soal kurikulum, pengajajat, bisa disiapkan PWI.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mengatakan akan mempelajari dan menindaklanjuti peluang kerjasama dengan Kemendikbudristek, terkait pemerataan kompetensi wartawan di daerah dan kebutuhan organisasi.
Hadir dalam pertemuan itu, pengurus PWI, Ketua Bidang Pendidikan M Nasir, Wasekjen Raja Pane serta beberapa senior PWI dan pengajar SJI, Marah Sakti Siregar. Sementara itu dari Kemendikbudristek, dampingi Nadiem Makarim, masing-masing Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Anang Ristanto, dan Sekretaris Ditjen Pendidikan Vokasi Saryadi Guyatno.