KBRN, Jakarta: Kementerian Hukum dan HAM dan Institut Leimena akan menggelar Konferensi Internasional Literasi Keagamaan lintas budaya, 13-14 November 2023. Acara ini akan membahas topik Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB).
“Konferensi diikuti berbagai narasumber baik nasional dan internasional, yang selaras dengan pelaksanaan 75 tahun DUHAM pada 10 Desember nanti. Tema kali ini bertajuk Harmoni dalam Keberagaman,” kata Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia, Dhahana Putra kepada wartawan di Kantor Kemenkuham, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Nantinya, kata Dhahana, acara ini akan dibuka langsung oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly. Dilanjutkan dengan pidato kunci oleh Menko PMK, Muhadjir Effendy.
“Konferensi internasional ini mendiskusikan konsep martabat manusia. Sebagai prinsip dasar dan inti dari hak asasi manusia yang melekat,” ujarnya.
Program Literasi Keagamaan Lintas Budaya juga berfokus untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap intoleransi di kalangan guru. Selain itu, program ini sekaligus memberikan pencerahan tentang hubungan lintas agama.
“Ada sinyalmen bahwa ternyata banyak guru-guru agama Islam, guru-guru agama di Indonesia cenderung intoleran. Ini sangat berbahaya kalau dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha dari pemerintah maupun organisasi-organisasi Islam dan Kristen,” kata Senior Fellow Institut Leimena dan Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam 2016-2019, Alwi Shihab.
Menurut Alwi, guru sangat berperan strategis untuk membangun generasi muda menjadi pemimpin bangsa ke depan. Program LKLB melatih guru untuk menguasai tiga kompetensi yaitu pribadi, komparatif, dan kolaboratif.
“Intoleransi yang terjadi di dunia ini dan bahkan pertikaian sampai perang disebabkan adanya penafsiran-penafsiran keliru terhadap ajaran agama. Sehingga perlu kita menggali ajaran agama yang betul-betul bersumber dari prime source,” ujarnya.