KBRN, Jakarta: Setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan. Namun belum banyak yang tahu sebagian dari kusuma bangsa itu saat mudanya adalah Santri bahkan beberapa diantaranya santrinya para Ulama besar.
Pengasuh pondok Pesantren An Nawawi Berjan Purworejo KH. Achmad Chalwani mengemukakan, banyak tokoh bangsa yang saat mudanya dididik oleh para Ulama. Tumbuh menjadi tokoh bangsa, diantaranya Pangeran Diponegoro.
“Diponegoro, putra Hamengkunuwono III saat lahir bernama Bendoro Raden Mas Mustahar pernah berguru dan mondok di pondok pesantrennya Kyai Taftazani di Kertosono. Ia belajar Tafsir Jalalain dengan KH Badlowi di Begelen Purworejo Jawa Tengah," katanya.
Disebutkannya, Kyai Hasan Besari Di Tegalsari Jetis Ponorogo juga salah satu guru Diponegoro. Setelah belajar ilmu Syariat, Panglima Perang ditakuti tentara Belanda itu belajar ilmu hikmah kepada KH Nur Muhammad Ngadiwongso di Salaman Magelang.
Menurutnya, demikian banyak Ulama yang menjadi guru Pangeran Diponegoro yang kemudian membentuk wataknya. Sebagai santri yang ikhlas berjuang melawan kedholiman penjajah.
“Diponegoro juga bisa disebut penyebar ajaran Tharaqat dan ajaran Mahzab Syafei, beliau salat Subuh. Dengan Qunut dan Shalat Tarawih 20 Rakaat," katanya.
Tingginya ilmu agama Diponegoro juga dibuktikannya dengan menulis kitab Fathul Qarib. Yang hingga saat ini tersimpan di Musium Diponegoro di Kota Magelang.
Selain Diponegoro, ia juga menyebut pahlawan Nasional RA Kartini, saat remaja menjadi Santriwatinya Ulama besar KH.Muhammad Sholeh bin Umar. Atau yang lebih dikenal dengan Mbah Soleh Darat di Semarang.
Ia mengaakan, Kartini belajar Quran dan Tafsir yang kemudian membentuk wataknya sebagai pejuang pembela kebenaran. Namun disayangkan dalam buku buku sejarah tokoh pejuang Emansipasi Perempuan Indonesia itu tidak ditonjolkan sebagai seorang Santriwati.
“Orang lebih mengenal Kartini pembuat buku Habis Gelap terbitlah terang. Padahal beliau Santri yang memahami Quran dan Tafsirnya," katanya menambahkan.
Menurut Wakil Rais Syuriah PW NU Jateng ini, Proklamator Kemerdekaan RI Bung Hatta juga keturunan ulama besar di Sumatera Barat. Kakek Bung Hatta Abdurahman adalah Ulama Naqsyabandiyah Di Batuampar.
“Namun orang lebih mengenal Hatta sebagai Bapak Koperasi. Dari pada sebagai seorang Santri," katanya.
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2023 sekaligus memperingati Hari Pahlawan KH. Ahcmad Chalwani akan hadir. Sebagai pembicara Pengajian Akbar dan Magelang Bershalawat di Masjid Agung Kauman Magelang tanggal 11 November.
Ketua panitia HSN 2023 PC NU Kota Magelang KH Mislam Qowiy mengemukakan, acara yang diharapkan hadiri oleh ribuan jamaah. Ini juga akan dimeriahkan dengan Hadroh Pandanaran Magelang.
Magelang Bershalawat dan pengajian Akbar akan dimulai pukul 19.30. Acara ini terbuka untuk umum.
Presiden Bagikan Bantuan Pangan di Kabupaten Nagekeo
Nasional
Pusat Pemberitaan