KBRN, Bandung: Perkembangan penggunaan Kendaraan Bermotor
Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia, menunjukan kenaikan yang cukup
siginifikan. Meski sejauh ini penggunaan kendaraan listrik di masyarakat, masih
banyak kendala.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachman Kaimuddin mengatakan, pemerintah menargetkan penggunaan kendaraan listrik pada tahun 2030 mendatang, sekitar 2 juta unit mobil dan 13 juta sepeda motor listrik.
Untuk mendorong peralihan kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik, pemerintah telah menggulirkan program intensif sebesar Rp.7 juta bagi masyarakat yang ingin membeli maupun konversi sepeda motor listrik dan 10 persen pengurangan fiskal bagi mobil listrik baru. Program intensif itu diperuntukan bagi 800 unit sepeda motor listrik baru dan 200 unit konversi. Sedangkan untuk mobil listrik, pemerintah menyiapkan pengurangan 10 persen fiscal bagi 100 ribu unit.
"Berkembang (kendaraan listrik) cukup pesat dari tahun ke tahun. Tahun ini kita belum full, tapi pasti ada kenaikan yang signifikan. Kita juga punya program insentif yang sudah berjalan beberapa bulan ini. Mudah-mudahan tahun depannya lebih baik lagi,"ucap Rachman disela acara Sosialisasi “Dekarbonisasi Sektor Transportasi melalui Adopsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Indonesia Lebih Baik” di Wilayah Jawa Barat, di Trans Luxury Hotel Kota Bandung, Selasa (7/11/2023).
Ia menambahkan, pemerintah juga terus mendorong infrastruktur termasuk pembangunan pabrik baterai.
"Indonesia mempunyai mineral sebagai bahan baku baterai. Jadi pabrik sudah ada di Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Barat. Ke depan memang pabrik baterainya itu sendiri biasanya juga akan berkaitan dengan pabrik otomotifnya. Itu akan jadi satu kesatuan,"jelasnya.
Sementara Kepala Dinas ESDM Jawa Barat AiSaadiyah Dwidaningsih menyatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung dan berkomitmen terhadap program pengembangan kendaraan listrik. Jawa Barat dikatakan Ai, sudah memiliki regulasi dalam bentuk Pergub untuk mendorong percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
“Dan Jawa Barat ini merupakan pemerintah provinsi pertama yang sudah mulai menggunakan kendaraan listrik bagi kepala daerah dan kepala perangkat daerahnya,”ucap Ai.
Ia menambahkan, Jawa Barat juga sudah menyiapkan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU.
“Dan tercatat saat ini sudah ada 153 SPKLU tersebar diseluruh Jawa Barat. Ini dibangun oleh PLN, termasuk 11 fast charging. Ini belum termasuk yang ada di hotel-hotel, mal-mal. Ini sebuah komitmen Pemerintah Jawa Barat menyiapkan infrastruktur agar masyarakat mau beralih kepada kendaraan listrik,”jelasnya.
Ai juga menyebutkan, masalah mahalnya harga yang dipatok produsen kendaraan listrik menjadi salah satu penghambat. Meski pemerintah sudah menyiapkan intensif bagi masayarakat untuk peralihan kendaraan listrik, namun harga yang masih belum terjangkau menjadi salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat beralih ke kendaraan listrik.
“Kendaraan listrik ini masih mahal. Tapi sekarang sudah banyak industri dan harganya pun dapat terjangkau. Kemudian juga sosialisasi perlu progresif, karena yang paling sulit itu adalah habit, mengubah habit,”jelas dia.