Nasional

Pertumbuhan Urbanisasi Percepat Aktivitas Pergerakan Barang di Indonesia

Oleh: Noviana Geby Editor: Iwan Bagus Irawan 01 Nov 2023 - 16:15 Jakarta
Pertumbuhan Urbanisasi Percepat Aktivitas Pergerakan Barang di Indonesia
Guru Besar Bidang Ilmu Transportasi Barang, Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Nahry. (Foto: RRI/Noviana Geby)

KBRN, Jakarta: Guru Besar Bidang Ilmu Transportasi Barang, Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Nahry mengatakan, bahwa pertumbuhan urbanisasi, meningkatnya pendapatan, serta berkembangnya e-commerce mempercepat aktivitas pergerakan barang di Indonesia, yang menimbulkan tekanan pada rantai pasok dan logistik di perkotaan. 

Namun, metode konvensional dalam pengelolaan rantai pasok, logistik, dan transportasi, tidak lagi mampu menghadapi tantangan tersebut sehingga diperlukan pendekatan dan teknologi baru yang dapat memodernisasi logistik kota secara berkelanjutan.

“Berbagai solusi logistik kota telah dikembangkan oleh berbagai kota di dunia, yang dapat dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok kebijakan, yaitu solusi terkait supply management, demand management, infrastruktur, penggunaan Information and Communication Technology (ICT) dan Intelligent Transport System (ITS), kendaraan ramah lingkungan, kolaborasi publik dan swasta, dan reverse logistics. Tujuan dari solusi-solusi tersebut adalah keberlanjutan logistik kota pada aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial,” kata Prof. Nahry, usai dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Transportasi Barang FT UI, Rabu (1/1/2023).

Dengan Orasi ilmiah berjudul “Smart City Logistics: Solusi untuk Keberlanjutan Kota dan Sistem Transportasi Kota”, Prof. Nahry secara kritis meninjau solusi-solusi transportasi kota yang ada. Menurutnya, pendekatan Jaringan Berbasis Rantai Pasok merupakan pendekatan yang penting diperhatikan di dalam perencanaan logistik kota dan jaringan logistik umumnya melibatkan banyak kota. 

Oleh karena itu, perencanaan logistik kota memerlukan pendekatan sistem jaringan yang mengintegrasikan semua titik dalam sistem. Pendekatan ini memerlukan identifikasi rantai pasok dari setiap komoditas utama serta memetakan titik produksi, konsumsi, dan aktivitas logistik sehingga dapat memperlancar arus barang dari titik asal hingga titik tujuan.

"Sistem transportasi barang kota juga tidak mungkin mengandalkan moda jalan raya menggunakan truk, mengingat angkutan umum dan transportasi barang harus berbagi kapasitas jalan. Di sisi lain, untuk alasan keberlanjutan kota, kapasitas infrastruktur jalan tidak mungkin untuk terus ditambah. Oleh sebab itu, perlu diberlakukan shifting moda transportasi barang dari truk ke moda kereta ataupun moda laut," ujarnya.

Menurutnya, kerja sama pemerintah dan badan usaha di dalam logistik kota dinilai menjadi komponen penting. Melihat situasi di Indonesia, pemerintah kota sebagai fasilitator, regulator dan integrator sistem logistik nasional perlu memberikan perhatian lebih pada penataan sistem logistik kota melalui smart planning dan smart technology.