Nasional

Legislator: Perlindungan Data Pribadi Penting dengan Pesatnya Teknologi

Oleh: Allan Editor: Mosita 01 Nov 2023 - 09:26 Pusat Pemberitaan
Legislator: Perlindungan Data Pribadi Penting dengan Pesatnya Teknologi
Anggota Komisi I DPR Irawan Ardi Hasman saat mengikuti rapat (Foto: Istimewa)

KBRN, Jakarta: Anggota Komisi I DPR Irawan Ardi Hasman menilai pentingnya perlindungan data pribadi. Pasalnya, dengan kemajuan teknologi saat ini perlindungan data pribadi sangat penting.

"Saya sebagai perwakilan Komisi I DPR RI juga mitra dari Kementerian Kominfo hari ini saya mengapresiasi kegiatan ini. Memang perlu sekali diadakan sosialisasi seperti ini utamanya bahaya-bahayanya digital dan bagaimana kita harus memprotek data kita untuk menghindari dipergunakan pada hal-hal yang tidak baik," kata Irawan Ardi dalam Webinar Forum Gen Posting (Generasi Positive Thinking) dengan tema "Sadar Literasi Penggunaan Uang Digital", Senin (31/10/2023).

Di era globalisasi yang memanfaatkan ruang digital, kata ia, lahirnya undang-undang data pribadi sangat mendesak. Karena menjadi kebutuhan bagi para pemangku kebijakan maupun pengguna dalam beraktivitas secara digital. 

β€œUang digital juga digunakan untuk melakukan banyak sekali transaksi seperti untuk berbelanja, dll. Hal ini karena perkembangan zaman yang semakin canggih dimana teknologi informasi belum terlalu merata jadi masih ada tugas dari pemerintah yaitu memperluas jaringan jaringan infrastruktur digital," ucapnya.

Gun Gun Siswadi selaku Pegiat Literasi Digital mengatakan, bahwa latar belakang uang elektronik menyesuaikan dengan perkembangan industri dan TI. "Layanan keuangan digital di Indonesia OVO, Dana, Link Aja, Shoppeepay, E-Money: Plazz dari BCA, Brizzi dari BRI, Mandiri E-Money dari mandiri, dll," ucapnya.

"Ada juga Payment Gateway yaitu layanan keuangan digital yang bisa memfasilitasi transaksi pembayaran online antara pemilik bisnis dan pelanggannya. Serta ada juga  Q-Ris, Pintech Lending, Paylater juga crowfunding".

Ignasius Seto Lareno selaku Co-founder Chief Academic Officer mengatakan, bahwa, studi kasus Pasar Tradisional dimana pembayaran digital sangat potensial tetapi terhambat literasi digital. Sehingga pembayaran digital sempat terhambat.

"Dengan adanya biaya administrasi yang memberatkan karena di pasar tradisional masih transaksi mikro (biaya admin). QRIS akan meningkatkan penjualan karena kedepannya) pembeli akan memilih pedagang yang dapat menawarkan pilihan pembayaran digital," ucapnya.