KBRN-Ende : Komunitas Kolektif Videoge Labuan Bajo menggelar kegiatan Makassar Biennale dengan subtema “Asam Garam di Gunung Laut” yang berlangsung pada 13 hingga 28 Oktober 2023 bertempat di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Manggarai Barat.
Berbeda dengan biennale di Indonesia yang di gelar di satu kota saja. Makassar Biennale sendiri berlangsung di beberapa kota di Indonesia Timur meliputi Makassar, Pangkep, Parepare, Labuan Bajo, dan Nabire. Di mulai sejak 2019 sebagai salah satu upaya ikut berkontribusi pada perkembangan, dan pertumbuhan dinamika kancah seni dan kebudayaan di Nusantara.
Marto Rian Lesit, Pimpinan Produksi Makassar Biennale 2023 Labuan Bajo menjelaskan kepada RRI terkait subtema dari Makassar Biennale 2023 yang di gelar di Labuan Bajo. Yang berangkat dari buku yang telah di produksi tentang pengrefleksian ruang lingkup Labuan Bajo berdasarkan pengalaman Marto dan Aden anggota Komunitas Videoge, yang datang dari latar belakang yang berbeda yaitu gunung dan pesisir. Lalu kemudian bersama dengan seniman lainnya yakni Dixxxie X Vuturama (Maumere), I Ni Timpal Kopi (Bali), Memo Johar (Wae Kesambi Labuan Bajo), Obby Tukan (Kupang), Rendra Ramadhan (Labuan Bajo), mencoba refleksikan karya mereka yang berkaitan dengan subtema “Asam Garam di Gunung Laut”.
“Kami mengrefleksikan tentang ruang lingkup di Labuan Bajo bagaimana berangkat dari pengalaman dua orang yang datang dari dua suku, keluarga yang berbeda dari gunung dan pesisir dan melihat, merefleksikan bagaiman ruang lingkup ini kemudian di Labuan Bajo”, ungkap Marti Rian Lesit.
Salah seorang pengunjung asal Jayapura, Herryz menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan dan karya seni berupa pameran yang ditampilkan, yang mana memiliki banyak arti khususnya dalam menggambarkan Labuan Bajo baik dari sisi positif dan negatif nya sebagai kota wisata super prioritas.
“Pameran ini hal yang luar biasa, dan ternyata dalam sebuah seni itu mempunyai banyak arti, mulai dari sisi Labuan Bajo terkini yang di perlihatkan dalam bentuk karya seni, baik dari sisi positif dan negatifnya sebagai kota pariwisata super prioritas”, ujar Herryz.
Makassar Biennale ini sendiri merupakan, ajang seni rupa internasional dengan tema abadi Maratim. Kegiatan ini telah dibuka pada 9 September dan akan berlangsung hingga 30 Oktober 2023 yang di isi dengan kegiatan agenda residensi, pameran, lokakarya, wicara seniman, simposium, dan beragam program lainnya yang diisi oleh seniman, praktisi, dan warga di lima kota yakni Makassar, Pangkep, Parepare, Labuan Bajo, dan Nabire.
Makassar Biennale merupakan sirkuit jaringan kerja komunitas di beberapa kota di Indonesia Timur. Program yang awalnya di gelar di Makassar ini kemudian berkembang ke beberapa kota, yang kemudian di gelar untuk mendekatkan seni kepada publik melalui komunitas, dan Kolektif Videoge mengambil peran sebagai komunitas tersebut, sehingga Makassar Biennale 2023 ini bisa di gelar dan dinikmati di Labuan Bajo.