KBRN, Jakarta: Indonesia diharapkan bisa berperan membangun konektivitas maritim global untuk membangun peradaban dunia dan perdamaian maritim. Namun harus dipastikan bahwa konektivitas maritim itu tidak mengulang sejarah gelap penguasaan dunia oleh negara-negara besar.
Penegasan itu disampaikan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto saat membuka Seminar Ketahanan Nasional, di Jakarta, Rabu (11/10/2023). Seminar itu bertema " Membangun Konektivitas Maritim Selatan - Selatan Dalam Mendukung Ketahanan Nasional".
Menurutnya, di masa lalu ada sejumlah negara yg berusaha melakukan konektivitas maritim global. Ada yang berhasil mewujudkannya menjadi Pax Romana, (Romawi), Pax Britanica (Inggris) dan Pax Americana (Amerika).
"Tetapi ketika mereka berusaha menbangun konektivitas maritim, banyak orang mati dan jutaan orang menjadi budak. Banyak peradaban asli di Afrika, Kanada sampai ke Argentina punah, tergantikan oleh Imperialisme dan Kolonialisme," kata Andi.
Menurut dia, itu adalah sejarah konektivitas maritim di masa lalu, yang tengah dikaji Lemhanas agar tidak terulang kembali. Apalagi saat ini ada teori Sea Power, yang hanya diartikan sebagai penguasaan global.
"Tapi sedikit yang berpikir tentang perdamaian global atau kesejahteraan bersama. Sea Power hanya penguasaan jalur-jalur navigasi utama untuk menguasai dunia, dan apakah ini akan terus berlangsung sampai 10-20 tahun ke depan," ucap Andi.
Lemhanas akan mengkaji untuk memastikan konektivitas maritim Selatan - Selatan tidak mengulang sejarah gelap penguasaan dunia oleh negara besar. "Tapi betul-betul berusaha untuk menghubungkan dunia. Mengkonekkan dunia dan membangun peradaban serta perdamaian maritim," katanya.