KBRN, Bengkalis: Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai community protector, Bea Cukai terus berupaya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak di bidang pengawasan. Termasuk dengan administrasi pabean Australia, yaitu Australian Border Force (ABF), dalam bentuk capacity building, pertukaran data, serta joint program yang berdampak secara internal dan eksternal.
"Telah banyak dukungan dari ABF bagi Bea
Cukai, khususnya dalam rangka pengembangan kapasitas SDM melalui program
capacity building, terutama di bidang penindakan dan pengawasan. Bea Cukai juga
aktif memberikan kontribusi bagi ABF, salah satunya berperan dalam
keikutsertaan Australia sebagai negara mitra di ASEAN dan pertukaran data
ekspor tembakau yang memberikan hasil positif dalam penegahan penyelundupan
tembakau/rokok ilegal Australia. Di samping itu, sebagai bagian dari
administrasi pabean dunia, kedua pihak pun saling memberikan dukungan dalam
forum World Customs Organization (WCO)," ungkap Kepala Subdirektorat Humas
dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar, (9/10/2023).
Kerja sama antara Bea Cukai dan ABF juga
diimplementasikan melalui kegiatan yang baru-baru ini terlaksana, yaitu Customs
to Customs Talk. Pertemuan bilateral tingkat direktur jenderal tersebut digelar
secara rutin tiap tahunnya. Pertama kali, pertemuan ini diselenggarakan pada 11
Mei 1993 dengan Australia sebagai tuan rumah. Untuk tahun 2023, Customs to
Customs Talk dilaksanakan di Kantor Pusat Bea Cukai pada tanggal 25 September
2023, dengan Indonesia bertindak sebagai tuan rumah. Selain jajaran Bea Cukai,
pertemuan ini juga dihadiri perwakilan ABF dan Australian Embassy Jakarta.
"Dalam pertemuan tersebut, Bea Cukai dan ABF
membahas jalinan kerja sama, yang meliputi pengembangan kapasitas SDM (mulai
dari capacity building hingga pelatihan kemampuan Bahasa Inggris), pertukaran
data terkait penyelundupan, dan dukungan dalam forum WCO. Selain itu, juga
dibahas rencana kerja sama ke depan terutama terkait kelanjutan kolaborasi
capacity building, pengembangan K-9, MRA AEO, dan sharing data dan knowledge
terkait modus penyelundupan barang ilegal dan Kejahatan Lintas Negara
(KLN)," rinci Encep.
Adapun beberapa kerja sama yang disepakati untuk
dilaksanakan di tahun mendatang, ialah pertama, Bea Cukai akan membeli anjing
pelacak untuk pengadaan hingga tahun 2026 dari Detector Dog Program (DDP)
Facility, Melbourne, Australia, yang sudah teruji kualitas dan performanya,
serta berperan penting/ cukup signifikan terhadap hasil tangkapan Bea Cukai.
Kedua, kedua instansi akan berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan capacity
building dalam bentuk workshop, pelatihan, dan sharing session, baik teknis
maupun nonteknis. Ketiga, keduanya berkomitmen untuk kembali menyelenggarakan
capacity building untuk Timor Leste Customs Authority. Lalu, kedua pihak juga
sepakat menyelesaikan proses penjajakan MRA AEO, menandatangani, dan
mengimplementasikannya sesuai dengan linimasa yang telah disepakati, serta
terakhir keduanya akan menjajaki sinergi yang bisa dilakukan antara Bea Cukai
dan ABF dalam rangka membasmi penyelundupan barang ilegal dan kejahatan lintas
negara.
"Kerja sama antara Bea Cukai dan ABF telah
terjalin erat dan berkesinambungan hingga saat ini. Kami pun berharap
pelaksanaan Customs to Customs Talk dapat memperkuat kerja sama antara
institusi kepabeanan Indonesia dan Australia, mengingat perubahan kondisi
perdagangan global dan keamanan perbatasan perlu ditangani bersama," tutup
Encep. (rilis).