KBRN, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah nama untuk angkatan bersenjata dari negara Indonesia. TNI sendiri terdiri dari tiga matra angkatan, yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Sejak 1959, tanggal 5 Oktober ditetapkan sebagai Hari Tentara Nasional Indonesia. Lalu apa anda mengetahui apa perbedaan setiap Tri Matra TNI?
Berikut ini penjelasan yang dirangkum RRi dari berbagai sumber, diantaranya:
1. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara ( TNI AU)
TNI AU lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945 lalu. Hal itu dilakukan guna memperkuat Armada Udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia. Dan tanggal tersebut juga sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang, seperti jenis Cureng, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU.
Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard. Berikutinya PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.
Tahun 1950, TNI AU mendapat pesawat tempur dari Uni Soviet dan Eropa Timur. Berupa MiG-17, MiG-19, MiG-21, pembom ringan Tupolev Tu-2, dan pemburu Lavochkin La-11.
Pesawat-pesawat ini mengambil peran dalam Operasi Trikora dan Dwikora. TNI AU memperbarui armadanya pada awal tahun 1980-an dengan kedatangan sejumlah pesawat.
Seperti OV-10 Bronco, A-4 Sky Hawk, F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan Hawk 100/200. Sementara untuk tugasnya, lebih kepada matra udara di bidang pertahanan, seperti menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara.
2. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD)
TNI AD adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari TNI. Angkatan darat bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di darat.
TNI AD dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945 bersamaan dengan dibentuknya TNI. Kekuatan TNI AD saat ini terdiri dari 3 komando utama (kotama) operasi.
Tiga komando tersebut yaitu Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dan Komando Daerah Militer (Kodam).
TNI AD juga memiliki komando utama pendidikan yang mendidik para perwira dan calon perwira di Akademi Militer (Akmil). Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapaad), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), dan beberapa lainnya.
Organisasi TNI AD disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019. Markas Besar Tentara Nasional Indonesia membawahi Markas Besar TNI AD.
3. Tentara Nasional Angkatan Laut (AL)
TNI AL adalah salah satu cabang angkatan perang yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara RI di laut. TNI AL dibentuk pada tanggal 10 September 1945 yang pada saat dibentuknya bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR Laut).
Kekuatan TNI-AL saat ini terbagi dalam 4 komando utama (kotama) pembinaan yaitu Komando Armada Republik Indonesia (Koarmada RI). Berikutnya Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), dan Korps Marinir Republik Indonesia (Kormar RI).
TNI AL juga memiliki komando utama pendidikan yang mendidik para perwira dan calon perwira Akademi Angkatan Laut (AAL). Selain itu TNI AL juga mempunyai Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut (Kodiklatal).
Organisasi TNI AL disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019. Pada tanggal 21 Januari 2022, secara resmi Panglima TNI mengumumkan organisasi baru bernama Komando Armada (Koarmada) TNI AL.
Nama kapal yang dimiliki TNI AL selalu dimulai dengan KRI, singkatan dari Kapal Perang Republik Indonesia. Selain itu juga ada kapal yang diawali dengan KAL, singkatan dari Kapal Angkatan Laut.
Suatu sistem penomoran diadopsi guna membedakan tiap Kapal. Nama kapal bervariasi, mulai dari nama pahlawan (kapal pengawal), teluk (kapal pendarat), hingga binatang (kapal cepat atau patroli).
Saat ini, TNI AL memiliki sekitar 74.000 personel aktif dan 534 personel cadangan. Termasuk di dalamnya 18.500 personel marinir dan 1.090 penerbangan/personel udara AL.