KBRN, Jakarta: Pemerintah Indonesia memastikan akan memberikan bantuan logistik untuk korban terdampak banjir di Libya. Namun, pemerintah belum dapat memastikan apakah akan menerjunkan tim dari kementerian/lembaga terkait untuk proses evakuasi di Libya.
"Kita masih menunggu nanti. Termasuk apakah kita perlu mengirimkan Tim SAR atau tidak," kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam konferensi pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (22/9/2023).
Muhadjir mengatakan, sudah ada 16 negara yang ikut terlibat membantu penanganan banjir bandang di Libya. Namun, kata dia, di kawasan ASEAN baru Indonesia yang akan memberikan bantuan.
"Sudah ada 16 negara yang hadir dan untuk wilayah ASEAN. Belum ada, karena itu kita akan mendahului," ujarnya.
Karena itu, pihaknya masih terus berkoordinasi. Terutama dengan otoritas pemerintah Libya terkait kebutuhan personel di lapangan.
"Kalau memang dibutuhkan kita sudah siapkan, baik dari tim SAR, Kementerian Kesehatan maupun dari BNPB. Bahkan juga dari NGO, LSM yang selama ini bergerak di bidang disaster risk management ya," ucap Muhajir.
Disebutkan Muhadjir, kota yang terdampak akibat bencana banjir di Libya sebanyak lima kota. Di antaranya, kota Derna, Benghazi, Al Bayda, Shahat, dan Al Marj.
Ia menyebut, wilayah terdampak paling parah adalah kota Derna sehingga mengakibatkan 884.000 orang terdampak. Sementara 6.000 orang sudah dipastikan meninggal dan 10.000 orang dinyatakan hilang.