KBRN, Bali: Indonesia memiliki potensi besar di sektor hulu minyak dan gas (migas). Salah satunya potensi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture storage/CCS) mencapai 400 gigaton.
Sehingga, ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan untuk mengembangkan energi berkelanjutan rendah emisi. Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Untuk itu, Menko Luhut mengajak para CEO perusahaan dan pengusaha-pengusaha dunia serta dalam negeri untuk berinvestasi. Khususnya di sektor hulu minyak dan gas (migas) Indonesia.
"Potensi Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 400 gigaton penyimpanan yang bisa menghadirkan peluang bisnis signifikan di negara ini. Pengembangan CCS di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar," kata Luhut dalam acara 4th The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) yang disampaikan secara virtual di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9/2023).
Luhut mengatakan, Indonesia saat ini sedang melakukan desain komprehensif dan naturalisasi gas dengan berbagai dukungan strategis. Misi ini menjamin keberlanjutan energi jangka panjang dengan tetap memperhatikan lingkungan dan ketahanan.
"Konversi gas menjadi sumber energi primer tidak hanya meningkatkan konsumsi gas alam domestik. Juga memainkan peran penting sebagai tonggak sejarah transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan," ujar Luhut.
"Komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emisi memerlukan berbagai hal metode dekarbonisasi. Termasuk CCS yang akan diterapkan oleh energi industri," ucapnya.