Nasional

Sejarah Radio Kambing Saksi Perjuangan Pers

Oleh: Allan Editor: Mosita 07 Sep 2023 - 09:23 Pusat Pemberitaan
Sejarah Radio Kambing Saksi Perjuangan Pers
Pemancar Radio Kambing yang Terletak di Monumen Pers Nasional (Foto: Istimewa)

KBRN, Jakarta: Apakah kalian tahu apa itu Radio Kambing? Alat media massa yang merupakan barang bersejarah dalam kemerdekaan Indonesia. Simak sejarah Radio Kambing yang disembunyikan TNI dan penyiar RRI (Radio Republik Indonesia) dari penjajahan Belanda.

Mengutip laman KPI.go.id, Radio Kambing bukan sembarang radio. Radio dengan nama binatang yang biasa mengembik ini memiliki nilai sejarah tinggi bagi NKRI.

Saat agresi militer Belanda tahun 1948, radio ini menjadi barang yang paling dicari tentara Belanda. Radio ini menjadi alat siaran TNI pada masa perang mempertahankan kemerdekaan RI.

Pada saat agresi militer tahun 1948, Tentara Belanda menghancurkan semua stasiun radio yang ada di Indonesia. Belanda tidak ingin pemerintah Indonesia menyiarkan keberadaannya ke luar maupun dalam negeri. 

Setelah menghancurkan semua stasiun radio yang ada. Belanda mengincar keberadaan stasiun radio RRI di Surakarta. Pada saat itu, status stasiun radio RRI Surakarta sebagai stasiun paling tua atau yang pertama.

Gelagat Belanda untuk menghancurkan pemancar radio RRI di Surakarta sudah tercium para pejuang. Para pejuang yang terdiri TNI dan penyiar mengungsikan perangkat siaran dan pemancar radio dari kantor RRI.

Pemancar radio itu disembunyikan di wilayah Karanganyar. Perjuangan memindahkan alat pemancar radio itu bukan perkara gampang.

Berat pemancar radio terbilang lumayan. Karena tidak ada kendaraan, alat siar tersebut akihirnya di gendong ketika diungsikan.

Dari sinilah sejarah radio kambing lahir. Radio tersebut berhasil disembunyikan di kandang kambing yang berlokasi di wilayah Desa Balong, Karanganyar. 

Usaha para pejuang hingga titik ini membuahkan hasil yang baik, dimana mereka dapat kembali melakukan siaran. Setelah siaran, seluruh perlengkapan radio ditutupi oleh terpal dan dedaunan agar tetap aman dari intaian Belanda. 

Tidak jarang, suara kambing dapat terdengar ketika para angkasawan melakukan siaran. Hal tersebut bukan menjadi masalah utama, asalkan Belanda tidak mengetahui keberadaaan pemancar radio di kandang kambing, semuanya akan aman. 

Siaran radio berhasil mengudara sampai tahun 1950, dimana saat itu Belanda angkat kaki dari Indonesia. Kisah sejarah radio kambing inilah menjadi bukti kerja sama antara pers dengan rakyat Indonesia dalam memperjuangkan informasi di masa penjajahan Belanda. 

Radio kambing juga memiliki peran penting untuk menyebarkan berita yang aktual dan faktual. Pada zaman itu hoaks disebarluaskan oleh Belanda. 

Salah satunya berita mengenai tertangkapnya Soekarno Hatta yang berhasil memengaruhi psikologi para rakyat dan pejuang. Belum lagi, adanya hoaks yang bertujuan untuk memecah belah antar kelompok.