KBRN, Bandung: Berdasarkan pantuan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, BMKG Bandung memperkirakan puncak Kemarau terjadi di Agustus kemarin, namun awal September ini, beberapa bagian di Jawa Barat mulai berpotensi ada turun hujan.
"Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Tanggal 1 September 2023 sebagai berikut , Pagi hari (07.00 – 13.00 WIB) : Cerah hingga cerah berawan, Siang dan Sore hari (13.00 – 19.00 WIB) : Cerah hingga Cerah Berawan, berpotensi hujan ringan dengan skala lokal di sebagian wilayah Kota Depok, Kab dan Kota Bogor, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur dan Kab Garut menjelang malam hari. Lalu di malam hari (19.00 – 01.00 WIB) :* Cerah hingga cerah berawan, berpotensi hujan ringan hingga sedang dengan skala lokal di sebagian wilayah Kota Depok, Kab dan Kota Bogor, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur. Sedangkan Dini Hari (01.00 – 07.00 WIB) : Cerah hingga cerah berawan", ungkap prakirawan BMKG Bandung, Yan Firdaus Permadi kepada RRI melalui pesan elektroniknya, Jumat (1/9/2023).
Suhu Udara : 17 - 35 °C, lalu Kelembapan Udara : 45 – 95 %, dan Angin : Secara umum bertiup dari timur laut - tenggara dengan kecepatan 05 – 45 km/jam, sementara itu untuk Peringatan Dini, NIHIL. Selain itu, laporan terbaru dari BMKG lainnya, cuaca ekstrem terjadi di 14 wilayah di Indonesia, dengan 5 wilayah yang berpotensi mengalami angin kencang. Sementara 9 wilayah lainnya yang akan berpotensi terjadi hujan lebat, disertai kilat dan angin kencang, seperti Nusa Tenggara Barat dan Timur, Sulawesi Utara, Barat, Selatan dan Tenggara, Aceh, Sumatra Utara, Jawa Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara serta Papua Barat.
Sementara menurut data dari BMKG, pemicu cuaca ekstrim di beberapa wilayah di Indonesia anatara lain, Daerah Pertemuan/Perlambatan Kecepatan Angin (Konvergensi) yang terpantau memanjang dari perairan barat Sumatera Utara hingga Selat Malaka, dari Sumatera Barat hingga Riau. Selain itu di Jawa Tengah, di Laut Natuna, di perairan selatan Kalimantan Selatan, di utara Kalimantan Utara, dari Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Tengah, di NTT juga terjadi konvergensi.Lalu di Laut Banda, dan dari Papua hingga Papua Barat juga juga terpantau mengalami konvergensi yang memanjang. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.