KBRN, Bangkalan: Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong para santri untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sebagai upaya menjawab berbagai tantangan jaman. Hal itu disampaikan Wapres saat meresmikan Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam Ponpes Al Anwar, Kab. Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023).
“Ini luar biasa, ini jadi Allah meyediakan sumber daya alam nya banyak, Allah juga [menyediakan] adanya kegiatan ekonomi. Tapi kita juga harus menyiapkan sumber daya manusianya yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Wapres.
Wapres meminta pondok pesantren sigap dalam mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi. Menurut Wapres ini penting sebab, kedua hal tersebut merupakan syarat menciptakan SDM berkualitas yang menjadi kunci kemajuan dan kemakmuran bumi.
“Jadi tambah ilmu pengetahuan, sebab nanti itu ada semacam punya nilai tambah. Oleh karena itu saya kira ini tepat sekali ini adanya Sekolah Ttinggi Ekonomi dan Bisnis Islam akan memberikan ilmu pengetahuan untuk bisa mengelola secara lebih professional dan inovatif,” katanya.
Lebih jauh Wapres menekankan, santri harus menjadi almuttafaqihina fiddin, santri yang menguasai agama dan melakukan tajdid-tajdid (pembaruan). Yakni, melahirkan ahli fiqih yang tidak hanya pandai membaca kitab tetapi juga mampu berijtihad dalam memberikan hukum terkait isu-isu yang terjadi saat ini.
Menurutnya, banyak masalah-masalah baru yang dulu tidak ada, dan masalah-masalah lama yang kini bertransformasi menjadi masalah baru yang perlu diijtihadkan apakah sesuai dengan syariat Islam atau tidak.
“Kebanyakan syariah itu lahirnya dari ijtihad,” kata Wapres mengutip Imam Haramian al-Juwaini.
Ia pun mencontohkan isu-isu ekonomi syariah yang memang berkembang sangat pesat, dan tidak dijelaskan secara gamblang dalam nash Al-Qur’an, seperti pembayaran digital, jual beli online dimana penjual pembeli tidak bertemu secara langsung, dan isu-isu terkini lainnya.
“Syariah itu bangunannya, asasnya itu dibangun di atas hikmah-hikmah dan kemaslahatan hambanya. Syariat itu seluruhnya adil semuanya rahmat, semuanya maslahat, semuanya hikmah,” ucap Wapres.
Wapres berharap pesantren menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat, baik di sektor keuangan maupun di sektor rill yang sesuai dengan prinsip-prinsip pesantren, atau syariah. “Muamalah yang tidak syariah itu sama dengan tidak ada,” ujar Wapres.
“Kalau syariah bilang tidak ada, seperti juga tidak ada secara fisik, walaupun fisiknya ada, dianggap tidak ada,” katanya.