KBRN Sleman: Tim 11 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI tinjau Saluran Utama Irigasi Van der Wijk di Desa Banyurejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman. Ketua Tim Prof. Dr. Ir. Pantjar Simatupang menyampaikan, wilayah Sleman sangat diuntungkan dengan adanya ketersediaan air melimpah.
βSumber daya air yang ada harus dikelola dengan baik untuk mengoptimalkan produksi pangan di Kabupaten Sleman,β kata Pantjar Simarupang, Rabu (30/8/2023).
Kementerian Pertanian, menurutnya, terus mengupayakan peningkatan produksi padi untuk menjamin ketersediaan beras nasional secara berdaulat. Salah satu terobosan yang saat ini tengah dilakukan yaitu melalui pola tanam padi dengan indeks pertanaman (IP) 400 yang dikelola dalam klaster kawasan berbasis korporasi petani.
Penerapan pola tanam padi IP 400 merupakan salah satu langkah meningkatkan produksi sehingga ketersediaan beras dalam negeri benar-benar mampu dipenuhi. IP 400 adalah cara tanam dan panen empat kali dalam satu tahun pada lahan yang sama. Dengan tujuan meningkatkan luas tanam dan produksi untuk ketahanan pangan, penghasilan petani meningkat dan sekaligus sebagai solusi penurunan luas tanam akibat alih fungsi lahan sawah.
Saluran Utama Irigasi Van der Wijk merupakan saluran irigasi utama wilayah Yogyakarta yang mengairi 20 000 ha sawah yang terhampar di Kapanewon Tempel, Minggir dan Sedayu serta daerah lainnya. Ibarat darah yang mengaliri seluruh tubuh. Selokan Van der Wijck merupakan bagian dari bangunan bersejarah nongedung yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain meninjau Saluran Utama Irigasi Van der Wijk, rombongan juga mengunjungi lahan Kelompok Tani Ngudi Rahayu Dusun Kaliduren 3, Desa Sumberagung, Moyudan. Salah satu warga Pendulan, Sumberagung, Moyudan, Wagiyarto menyampaikan bahwa petani di wilayahnya sudah mengoptimalkan segala cara utk mengatasi hama tikus. Selain itu menyampaikan kendala keberhasilan tanam padi, salah satunya sulit menggerakkan anak muda untuk menggeluti bidang pertanian. (r-yyw).