KBRN, Jakarta: Hari Kemanusiaan Sedunia dianggap menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, termasuk dalam hal pekerjaan. Hal itu diungkapkan United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA), Titi Moektijasih.
Ia mengatakan bawa persoalan kemanusiaan tidak jauh dari tantangan besar yang dihadapi pekerja. Di mana, masih banyak pekerja kemanusiaan yang kondisinya mengkhawatirkan, dan butuh perlindungan dari Pemerintah.
"Hari kemanusiaan ini harus semakin diperluas dan juga bisa mendorong pemerintah bertanggung jawab. Yaitu, untuk melindungi pekerja kemanusiaan," katanya dalam perbincangan Pro3 RRI, Sabtu (19/8/2023).
Menurut Titi, keselamatan pekerja kemanusiaan saat ini sangat dikhawatirkan. Maka tidak heran jika dirinya berharap akan ada bantuan pemerintah untuk memberikan perlindungan.
"Biasanya perlindungan mereka terancam diakibatkan oleh teman-teman pekerja kemanusiaan. Mereka biasanya menggunakan logo atau PBB mereka," kata Titi.
Oleh karena itu pihaknya memiliki sistem yang dinamakan Departement of Fifty and Security. Di mana sistem tersebut dapat memastikan bahwa mereka akan terlindungi ketika berada di suatu daerah untuk diberikan pertolongan.
"Jadi sistem kami akan melihat wilayah tersebut aman atau tidak. Dan saya hanya berharap pekerja kemanusiaan bisa terus membantu rakyat dan bisa terus dekat dengan rakyat," katanya, menjelaskan.
Hari Kemanusiaan Sedunia atau World Humanitarian Day (WHD) sendiri selalu diperingati setiap tanggal 19 Agustus. Peringatan tersebut untuk menghormati para pekerja bantuan kemanusiaan di seluruh dunia.
Pekerja kemanusiaan adalah orang-orang yang merespons pertama kali terkena dampak konflik maupun menjadi garda terdepan ketika suatu bencana melanda. Mereka berjibaku meringankan penderitaan dan membawa harapan pada orang-orang yang membutuhkan.