Nasional

Sambut HUT Ke-78 RI, Barisan Berkebaya Ramaikan ILF

Oleh: Ryan Suryadi Editor: Beri 08 Aug 2023 - 20:20 Pusat Pemberitaan
Sambut HUT Ke-78 RI, Barisan Berkebaya Ramaikan ILF
Reuni Barisan Berkebaya di pameran ILF 2023 Kemayoran, Jakarta. (Foto: Ryan Suryadi/RRI)

KBRN, Jakarta: Barisan Berkebaya menggelar reunian menyambut HUT RI ke-78 di pameran Indo Leather & Footwear (ILF) dan Indo Garment Textile. Acara diadakan oleh Krista Exhibitons di Jakarta International Expo, Kemayoran.

Gerakan yang terdiri dari 30 organisasi perempuan ini diinisiasi oleh Pertiwi Indonesia. Mereka adalah Ibu-ibu yang peduli pada upaya pelestarian kebaya sebagai warisan budaya Indonesia.

“Tahun lalu, di tanggal 17 Agustus 2022, kami 200 perempuan yang tergabung dalam Perempuan Barisan Berkebaya. Ikut mengawal bendera pusaka keluar dari tempat penyimpanannya di Monas," kata Miranti Serad, perwakilan pendiri Barisan Berkebaya dari komunitas Pertiwi Indonesia, lewat keterangannya, Selasa (8/8/2023).

"Dan 18 orang ikut Barisan Kirab. Mengawal bendera sampai ke Istana Merdeka,” ujar Miranti, menambahkan. 

Acara yang dihadiri seratusan perempuan berkebaya tersebut, menggelar peragaan busana yang menampilkan enam jenis kebaya. Yaitu Kutubaru, Kartini, Noni, Encim, Laboh dan Janggan, selain itu, digelar lomba berkebaya sebagai busana di berbagai kesempatan.

Miranti menambahkan, Barisan Berkebaya akan terus mensosialisasikan kebaya dan sanggul ke para perempuan Indonesia. Ada model-model yang dapat dipakai dalam acara resmi dan ada pula yang dapat digunakan untuk keseharian.

“Gerakan ini tidak ada hubungannya dengan politik pilpres yang sedang marak saat ini. Ini murni gerakan sosial untuk menjadi ibu Asuh untuk anak-anak Stunting," ucap Miranti. 

Selain pelestarian kebaya, di tahun ke dua Barisan Berkebaya mengajak Ibu-ibu yang tergabung di gerakan ini. Untuk membuat program membantu membebaskan gizi buruk dari Indonesia. 

Sementara CMO Krista Exhibitions Christina Sudjie mengatakan, warisan leluhur seperti kebaya harus dikenalkan ke generasi muda. "Kalau jarang kita gunakan, maka generasi muda akan kurang mengenal kebaya dan tidak berlanjut keberadaannya ke generasi-generasi berikutnya,” kata Christina.