KBRN, Yogyakarta: Dalam sebuah acara diskusi bertajuk Sinergisitas Komisi Yudisial dengan Media
Massa yang berlangsung di Yogyakarta, Ketua Komisi Yudisial (KY), Prof
Amzulian Rifai menuturkan, KY sangat membutuhkan dukungan dan penguatan baik
internal maupun eksternal.
Hal itu tak terlepas karena tugas pokok dan fungsi KY yang besar. Amzulian Rifai menyebutkan, problem utama KY saat ini di antaranya adalah pengawasan hakim yang jumlahnya sangat banyak mencapai 8.000 – 9.000 hakim se-Indonesia.
“Bayangkan kita hanya punya SDM, sekitar 300-an, harus menjalankan tugas yang tidak ringan, hakim yang mendekati angka 8.000, seluruh Indonesia. Itu bukanlah tugas yang mudah,” ujar Prof Amzulian Rifa’i.
Pada acara yang berlangsung 4-5 Agustus di Hotel Grand Keisha Yogyakarta, Amzulian Rifa’i menyebutkan, tak hanya mengawasi, KY juga melakukan advokasi terhadap hakim. Salah satu yang dikhawatirkan adalah kondisi hakim yang berada di bawah ancaman, namun KY tak dapat berbuat banyak karena keterbatasan wewenang.
“Sudahlah terbatas secara SDM, terbatas pulalah secara kewenangan. Mulai dari advokasi, kami sekarang juga fokus advokasi sekarang. Terakhir ada laporan misalnya, hakim mendapat intimidasi dari aparat hukum lainnya, KY turun tangan di situ,” ungkapnya.
Ketua KY yang lahir di Muarakati, 2 Desember 1964 itu menerangkan, advokasi KY terhadap hakim di Tanah Air merupakan amanat UU. Namun belum banyak masyarakat yang tahu, termasuk hakim-hakim sendiri.
“Karena penting juga untuk menyampaikan pesan kepada publik, termasuk kepada para hakim bahwa di dalam menjalankan tugas, KY tidak hanya bicara punishment, KY tidak boleh dianggap sebagai lawan yang mencari-cari kesalahan, tetapi juga memberikan advokasi kepada para hakim yang patut menerimanya,” ucap, Jumat (4/8/2023) malam.
Dalam acara diskusi yang berlangsung 4-5 Agustus 2023 itu, KY juga mengungkapkan butuhnya penguatan institusi KY lewat perubahan undang-undang agar KY memiliki kewenangan yang lebih kuat dalam hal mengawasi dan mengadvokasi seluruh institusi kehakiman yang ada. (ros/yyw)