KBRN, Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan masih banyak kapal laut menggunakan mesin tempel bukan diesel. Hal ini disampaikan usai tragedi kapal tenggelam di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
Dijelaskan Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, kapal dengan mesin tempel seharusnya hanya dipakai untuk lima orang. Atau paling banyak bahkan hingga enam orang.
"Jadi yang banyak kejadian itu yang kapal-kapal yang menggunakan mesin tempel," katanya dalam perbincangan Pro3 RRI, Kamis (27/7/2023). Soerjanto juga menyatakan kapal dengan mesin tempel sangat berbahaya jika tidak dioperasikan dengan baik.
Hal ini dikarenakan mesin tempel bisa terbakar, meledak, hingga terbalik. "Jadi saat ini kita terus imbau, agar menggunakan kapal-kapal tersebut harus sesuai aturannya," kata dia.
"Kami juga telah merekomendasikan untuk kapal yang mengangkut penumpang lebih dari 12 orang keatas, sebaiknya tidak menggunakan mesin tempel. Tetapi menggunakan mesin diesel yang import," kata Soerjanto menegaskan.
Atas kejadian di Buton Tengah, pihak KNKT sendiri telah merekomendasikan seluruh pemerintah daerah untuk mengevaluasi kebutuhan masyarakat. Terutama kebutuhan masyarakat yang menggunakan kapal-kapal kecil hanya unyuk menyebrang.
Sebab, kata Soerjanti, kapal merupakan kebutuhan masyarakat, masyarakat tidak punya pilihan lain untuk memenuhi perekonomian. Jadi, diharapkan pemerintah setempat cermat tentang kebutuhan masyarakat di daerahnya.
"Jadi memang ada standarisasi yang harus dievaluasi ulang agar aturan itu bisa lebih efektif untuk kondisi Indonesia. Kalau Pemda tidak mampu menyelenggarakan, maka berkoordinasi dengan Kemenhub untuk mengetahui solusi yang harus dilakukan dari masalah," ujarnya.
Sementara itu, menurut Peneliti Aspek Geospasial Hukum Laut, I Made Andi Arsana, penggunaan teknologi harus digunakan oleh para awak kapal. Di mana, dengan teknologi GPS, posisi kapal akan terdeteksi jika terjadi sesuatu di laut.
"Teknologi salah satunya dengan menggunakan GPS, kita bisa tahu posisi kapal. Sehingga nanti ketika ada sesuatu pencarian bisa dilakukan dengan baik," kata dia saat berbincang dengan Pro3 RRI, Kamis (27/7/2023).
Menurut Andi, edukasi juga harus dilakukan kepada masyarakat yang menggunakan kapal untuk menyebrang pulau. "Baik dalam hal penggunaan teknologi maupun spesifikasi kapal," kata dia menutup.