KBRN, Jakarta: Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh melaporkan Suaka Margasatwa Rawa Singkil di Aceh telah kehilangan 1.324 hektare tutupan hutan. Hal ini terjadi akibat maraknya perambahan dan alih fungsi hutan ke perkebunan kelapa sawit.
Hal itu disampaikan Manager Geographic Information System Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), Lukmanul Hakim. Ia menyampaikan dalam diskusi kampanye penyelamatan Rawa Singkil bertajuk "Karpet Merah di Lahan Basah".
Acara digelar di Kedai Tjikini, Jalan Cikini Raya, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Tepatnya pada Minggu (23/7/2023).
"Siklus hidrologi yang terganggu berpotensi meningkatkan frekuensi bencana banjir dan kekeringan. Jika Hutan Rawa Singkil terus dirusak akan berpotensi menimbulkan konflik antara satwa dan manusia,β kata Lukmanul Hakim.
Menurutnya, kedua hal tersebut sangat berdampak langsung kepada masyarakat Trumon di sekitaran SM Rawa Singkil. Dalam skala yang lebih global, emisi karbon yang dilepas dari rawa gambut ini jauh lebih besar dibanding hutan di lahan mineral.
βHal ini dapat memicu pemanasan global yang jauh lebih parah. Dalam beberapa tahun terakhir ini semakin sering terjadi banjir di Desa Cor Bayu dan Lhok Raya di Rawa Singkil," ujarnya.
Lebih lanjut, Lukmanul mengatakan, luas Suaka Margasatwa Rawa Singkil ini mencapai 82,188 hektare. Taman Margasatwa tersebut jauh lebih luas dari keseluruhan wilayah Provinsi DKI Jakarta yang hanya 66,123 hektare.
"Selama Juni 2023 saja kami menduga ada sekitar 66 Hektare hutan yang hilang di Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Total selama Januari hingga Juni 2023, Suaka Margasatwa Rawa Singkil diperkirakan mengalami kehilangan tutupan hutan seluas 372 Hektare,β ucap Lukman, mengakhiri.