KBRN, Jakarta: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi membangun Sistem Kerawanan Pangan Gizi (SKPG) bersama pemerintah provinsi, kabupaten dan kota. Langkah tersebut sebagai bagian dari antisipasi terhadap dampak dari fenomena el nino.
"Saya ingin Bapak Ibu yang berada di level teknis di provinsi dan kabupaten kota benar memahami SKPG ini. Sehingga data yang dihasilkan nantinya dapat dipertanggungjawabkan dan dimanfaatkan untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan dan gizi," ucapnya dalam keterangan suara yang diterima RRI, Jumat (21/7/2023).
Arief mengatakan sistem ini berbasis digital. Sehingga setiap daerah dapat mengetahui kondisi kerawanan pangan dan gizi di wilayahnya masing-masing.
Ia menekankan sistem ini memuat berbagai data yang berasal dari berbagai aspek ketahanan pangan. Mulai dari ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, dan pemanfaatan pangan.
Dari situ, kata dia, nanti terpetakan daerah dengan berbagai kategori. Seperti meliputi rentan, waspada, dan aman.
"Kita juga masukkan data dukung informasi iklim seperti saat ini kita mewaspadai el nino yang mengancam ketahanan pangan. Tentunya kita berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam pemenuhan berbagai data tersebut," kata dia.
Lebih lanjut ia menekankan kekeringan dampak el nino harus diantisipasi sedini mungkin. Sehingga tidak berdampak pada ketahanan pangan dan gizi di berbagai daerah.
Untuk itulah, menurutnya, setiap daerah wajib waspada dan melakukan mitigasi kerawanan pangan. Serta gizi terutama di wilayahnya masing-masing.
"Kita sepakati bahwa kita harus memiliki early warning system untuk kerawanan pangan dan gizi. Jadi setiap daerah harus waspada dan melakukan mitigasi kerawanan pangan dan gizi di wilayah masing-masing," katanya.