Daerah

Pdt. Maker Harapkan Warga Topo Kembali Rukun - Damai

Oleh: Arnol Saudila Editor: Nurul Damarini 07 Jun 2023 - 15:13 location_on Nabire
Sejumlah massa dari suku Mee saat mengantarkan jenazah korban pertikaian di Topo Nabire meminta pihak TNI Polri setempat agar mengijinkan bertemu dengan Pj Gubernur Papua Tengah. (Foto: Arnold.S)

KBRN, Nabire: Ketua Klasis GKI Nabire, Pdt. Decky Maker, S.Si Teol menyampaikan keprihatinannya terhadap pertikaian antar suku di Distrik Uwapa. Peristiwa yang melibatkan suku Mee dan suku Dani di Kampung Urumusu itu menelan korban meninggal dunia dua orang. 

"Terkait situasi di Distrik Uwapa Kampung Topo, Badan Pekerja Klasis Nabire turut prihatin dengan situasi yang terjadi. Dan terus mendoakan kedua belah pihak agar dipimpin oleh Roh Kudus untuk mencari jalan keluar yang terbaik," ujar Pdt. Decky Maker ketika di hubungi RRI, Rabu (7/6/2023) Sore. 

Sementara itu Ia meminta dengan tegas agar Majelis dan umat GKI di Jemaat Pniel Topo tidak terlibat dalam konflik tersebut. 

"Secara khusus untuk majelis dan warga jemaat GKI Pniel Topo, Kami menghimbau agar tidak terlibat dalam konflik yang terjadi dan tetap tenang di rumah masing-masing," katanya. 

Pada kesempatan itu Pdt. Maker menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada pihak keamanan TNI-Polri yang telah membantu dan terus berupaya menyelesaikan konflik antar kedua suku ini.

"Badan Pekerja Klasis GKI Nabire juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kapolres Nabire beserta jarajaran, Kapolsek Uwapa, Kapolpos Siriwo, Dandim 1705 Nabire beserta anggota yang telah melakukan pengamanan, mediasi dan pengawalan. Tuhan memberkati senantiasa," ucapnya. 

"Apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Papua Tengah dan Pemerintah Kabupaten Nabire yang memberikan perhatian serius terhadap situasi ini. Tuhan memberkati dan menyertai kita semua khususnya umat di Topo agar kembali rukun dan damai,".

Sekedar diketahui pertikaian terjadi pada Senin (5/6/2023) melibatkan dua suku yaitu Mee dan Dani. Dalam peristiwa itu dua orang dari kubu suku Mee meninggal dunia akibat terkena luka panah dan bacokan senjata tajam. 

Pertikaian dipicu pencabutan tapal batas lokasi tanah adat di Kampung Urumusu (Topo), Distrik Uwapa Kabupaten Nabire. 

Kini pihak Kepolisian Resor Nabire bersama TNI setempat tengah menangani kasus pertikaian antara suku Mee dengan suku Dani. Kondisi Kota Kabupaten Nabire saat ini masih aman dan kondusif.