KBRN, Jakarta: Pemerhati politik Universitas Indonesia Aditya Perdana memperkirakan, jelang Pemilu 2024 bakal banyak berita hoaks berkembang di media sosial. Untuk itu, ia menekankan pentingnya membangun filter untuk menangkal berita tidak benar.
"Media sosial ini wadah yang semua akan ada di sana. Mau yang positif mau yang negatif dan gabungan dari itu macam-macam," ujar Aditya dalam perbincangan bersama Pro3 RRI, Sabtu (27/5/2023).
Ia mengungkapkan, dengan membangun filter yang dibangun Kementerian Kominfo, maka berita hoaks dapat ditangkal. Selain itu, semua orang tidak seenaknya membuat berita hoaks di media sosial.
"Siapapun nantinya bisa memilah berita, mana berita yang layak dibaca dan yang tidak. Apalagi pemilih pemula banyak bersentuhan dengan media sosial," ucapnya.
Di sisi lain, menurutnya, partai politik juga mempunyai kewajiban membantu mencerahkan pemilih dalam kampanye politiknya. Dengan begitu, para pemilih terutama pemilih pemula tidak apatis dalam menyikapi persoalan politik.
"Pemilih pemula mereka kecenderungannya sangat peduli. Yakni dengan apa yang mereka alami di dalam kehidupan sehari-harinya," kata Aditya yang juga Dosen Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI ini.
Menurutnya, isu lapangan pekerjaan menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian pemilih pemula. Parpol harus mendorong pemilih pemula agar mereka memiliki perhatian dengan isu-isu yang berkaitan dengan kehidupannya ini.
"Mereka sangat sensiitif. Jadi dorong mereka untuk concern dan peduli dengan isu-isu seperti itu yang harus dilakukan Parpol peserta Pemilu," ucapnya.