FMIPA UB Buka Program Studi Sains Data, Kuota 60 Mahasiswa
KBRN, Malang : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya (FMIPA UB) membuka program studi baru yakni Sains Data. Prodi yang tergabung dalam Departemen Statistika FMIPA ini sudah mulai menerima mahasiswa baru pada pendaftaran tahun ajaran 2023/2024. Kuotanya sebanyak 60 mahasiswa baru.
Ketua Program Studi Sains Data FMIPA UB, Dr. Adji Achmad Rinaldo F., SSi., MSc. mengatakan, kuota 60 mahasiswa baru ini terbagi dalam tiga jalur yakni Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) sebanyak 30 persen atau 18 mahasiswa, Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) sebanyak 30 persen atau 18 mahasiswa, dan seleksi mandiri sebanyak 40 persen atau 24 mahasiswa.
“Pembagian kuota ini sesuai aturan dalam penerimaan mahasiswa baru untuk kampus berstatus PTNBH,” ungkap Adji, Jumat (24/2/2023).
Saat ini, proses SNBP telah dibuka untuk siswa SMA eligible yang terdaftar dalam PDSS. Adji mengakui belum mendapatkan informasi pasti terkait jumlah siswa yang mendaftar pada prodi Sains Data dalam SNBP.
“Jumlah kita belum dapat info, tetapi yang jelas informasinya sudah ada yang mendaftar,” katanya.
Menurutnya, prodi Sains Data ini dibuka untuk menjawab kebutuhan tenaga pengolah data berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga ilmu ini merupakan irisan dari ilmu komputer, matematika dan statistik, machine learning, applied research.
“Jadi dalam prodi ini akan fokus pada mengintegrasikan konsep statistika dengan komputerisasi. Keunggulan prodi ini pada komputer sains,” tuturnya.
Nantinya, dosen yang mengajar merupakan gabungan dari dosen statistik, Filkom, dan keilmuan lainnya yang beririsan dengan prodi ini.
“Statistika memang akan jadi corenya, untuk melengkapi bidang lain kita akan resource sharing dengan fakultas lain sesuai kebutuhan,” ungkap Adji.
Ketua Departemen Statistika FMIPA UB, Dr. Rahma Fitriani, S.Si., MSc., PhD. menambahkan, keberadaan dan eksistensi data saat ini semakin berkembang. Jika dulu data berupa deretan angka yang diolah menjadi informasi, namun kini sumber data makin beragam. Sehingga ilmu sains untuk mengolah dan menganalisis data juga dibutuhkan.
“Sekarang sumber dan jenis data ini banyak sekali, terkadang hal sehari-hari tanpa kita sadari sebenarnya adalah data, misalnya kutipan di twitter, hal yang kita cari di internet dan lain-lain,” katanya.
Untuk itulah, keberadaan prodi baru ini dinilai penting mengingat di era digital saat ini jumlah data yang tersedia begitu melimpah.
“Nantinya, lulusan akan memiliki gelar Sarjana Sains Data atau SSiD dengan prospek profesi menjadi
data scientist analytics dan data engineer. Profesi itu saat ini kerap dibutuhkan banyak sektor,” katanya mengakhiri.