KBRN, Madiun : Pendapatan daerah Kota Madiun tahun 2022 mengalami surplus 104,54 Persen. Dari target Rp1,014 Trilyun tercapai Rp1,060 Trilyun.
Hal itu dikatakan Walikota Madiun, Maidi saat membacakan nota penjelasan laporan keterangan pertanggung jawaban (LKPJ) tahun 2022 dalam agenda rapat paripurna di gedung DPRD setempat, Jum’at sore (24/3/2023). Menurutnya, tingginya pendapatan daerah yang dicapai pemkot tahun lalu, disumbang dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari target anggaran sebesar Rp242,24 Milyar terealisasi sebesar Rp264,21 Milyar atau 109,07 persen.
Kemudian Dana Perimbangan dari target anggaran sebesar Rp772,39 Milyar terealisasi sebesar Rp796,50 Milyar atau 103,12 persen. Maidi mengklaim, dari sisi belanja daerah juga terserap optimal mencapai 88,92 persen. Dari rencana alokasi anggaran sebesar Rp1,3 Trilyun terealisasi sekitar Rp1,1 Trilyun.
“Pendapatan naik, belanja daerahnya optimal. Belanja daerah tidak terserap karena ada beberapa hal. Contohnya proyek itu senilai Rp10 Milyar, kemudian dilelang kena Rp9 Milyar, berarti kan masih sisa. Nah itu tidak bisa dioptimalkan sebelum perubahan anggaran keuangan (PAK),” katanya.
Sementara itu Ketua DPRD Kota Madiun, Andi Raya Bagus Miko Saputra langsung membentuk panitia khusus (pansus) untuk membahas LKPJ Walikota Madiun tahun 2022. Pansus tersebut diketuai Handoko Budi Setyo. Setelah itu, pansus akan running targetnya dalam waktu 10 hari kedepan pembahasan di internal dewan, tuntas.
“Mudah-mudahan kita bisa melaksanakan sesegera mungkin untuk menindaklanjuti LKPJ dengan memberikan rekomendasi ke kepala daerah,” ungkapnya.
Secara umum, Ia mengapresiasi tingginya penyerapan belanja daerah yang dilakukan Pemkot Madiun hingga mencapai 88,92 persen. Hal itu menandakan bahwa perencanaan yang dilakukan pemkot tepat dan maksimal.
“Kita harus mengapresiasi bagaimana pun serapan belanja itu merupakan program dan visi misi bersama antara pemkot dengan DPRD. Harapan kita hal itu terjadi di tahun-tahun berikutnya,” tambahnya.
Seperti diketahui, penyerapan belanja daerah yang mencapai 88,92 persen itu rinciannya untuk Belanja Operasi dari alokasi anggaran sebesar Rp1,051 Trilyun terealisasi sebesar Rp930,47 Milyar atau 88,46 persen.
Kemudian belanja modal dari alokasi anggaran sebesar Rp253,19 Milyar terealisasi sebesar Rp232,43 Milyar atau 91,80 persen. Serta Belanja Tidak Terduga (BTT) dari alokasi anggaran sebesar Rp5,53 Milyar terealisasi sebesar Rp2,50 Milyar atau 45,21 persen.