Kesehatan

Jangkauan Sasaran Terbatas, Kasus HIV Jadi Fenomena Buaya

Oleh: Ading Reflin Editor: Rustam Sayuti 21 Nov 2023 - 11:53 Malinau
Jangkauan Sasaran Terbatas, Kasus HIV Jadi Fenomena Buaya
Ilustrasi (Adobe Express)

KBRN, Malinau : Kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di Malinau diibaratkan dengan fenomena buaya. Fenomena ini digunakan untuk menggambarkan kasus penularan HIV yang tampak kecil di permukaan tapi besar di bawah permukaan.

Fenomena buaya terjadi karena terbatasnya jangkauan deteksi dini HIV terhadap penderita. Idealnya deteksi dini HIV dilakukan atas kesadaran masyarakat, terutama kelompok rentan (beresiko tinggi).

Namun rata-rata kasus HIV yang teridentifikasi sejauh ini ditemukan melalui proses screening petugas. Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Malinau mencatat sebanyak 123 kasus HIV di Malinau hingga 2023.

Penanggung Jawab HIV DKPPKB Malinau, dr. Novitasari pada RRI mengatakan, hal ini lah yang menjadi penyebab fenomena buaya kasus HIV di Malinau.

“Kalau mereka yang berpotensi mau memeriksakan diri secara sukarela, bukan lagi atas inisiasi petugas, kita akan mencapai target yang banyak, dulu kita kenal fenomena gunung es ya, tapi masyarakat kita di sini kurang familiar dengan itu, maka kita ibaratkan fenomena buaya, yang nampak cuma mata, tapi semua badannya di air, perbandingan 1 orang yang kena HIV kemungkinan ada 100 orang yang tertular” Terangnya (21/11).

Kecenderungan kasus HIV yang ditemukan di Malinau menular melalui pola hubungan seksual yang menyimpang. Namun tidak ditampik juga bahwa ada kasus penularan dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya.

Untuk itu, prioritas target tracking HIV meliputi ibu hamil, penderita TBC, WPS (wanita pekerja seks), LSL (lelaki suka lelaki), penasun (pengguna napza suntik), WBP (warga binaan pemasyarakatan), dan komunitas lain yang dianggap beresiko.