KBRN, Jakarta: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kesepian sebagai ancaman serius yang perlu diprioritaskan penanganannya. Kesepian juga menjadi masalah kesehatan global yang sama bahayanya dengan merokok 15 batang sehari.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tingginya tingkat isolasi sosial dan kesepian di seluruh dunia mempunyai konsekuensi serius bagi kesehatan dan kesejahteraan.
βOrang-orang yang tidak memiliki koneksi sosial yang cukup kuat mempunyai risiko lebih tinggi terkena stroke, kecemasan, demensia, depresi, bunuh diri, dan banyak lagi,β kata Tedros dilansir dari Times of India, Senin (20/11/2023).
Ahli bedah umum AS, Vivek Murthy menulis dalam salah satu laporannya yang berjudul 'Epidemi Kesepian dan Isolasi Kita' menjelaskan bahwa kesepian lebih dari sekadar perasaan buruk. Ini karena kesepian merugikan kesehatan individu dan masyarakat.
βHal ini dikaitkan dengan risiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular, demensia, stroke, depresi, kecemasan, dan kematian dini. Dampak kematian akibat terputusnya hubungan sosial serupa dengan dampak kematian akibat merokok hingga 15 batang sehari,β jelas Vivek.
Dalam hal mengatasi kesepian, perawatan atau cara untuk mengatasinya tidaklah cepat dan mengharuskan Anda melakukan upaya ekstra. Misalnya saja melakukan kegiatan sosial, mengikuti klub atau kelompok yang Anda minati, atau sekadar menjadi sukarelawan untuk membuat seseorang merasa bahagia.
Selain itu, praktik perawatan diri seperti olahraga, makanan enak, dan tidur nyenyak juga dapat membantu Anda menghindari efek negatif dari kesepian. Kebiasaan-kebiasaan ini dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan membuat Anda kuat dalam menghadapi kesepian.