KBRN,
Purwokerto: Stunting memiliki dampak yang signifikan
pada anak-anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak-dampak
ini dapat memengaruhi kesehatan dan perkembangan anak hingga masa dewasa.
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan atau pertumbuhan terhambat pada anak-anak akibat kekurangan gizi kronis. Kondisi ini terjadi ketika anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, biasanya pada 1.000 pertama kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Dampak dari stunting tidak hanya terlihat secara fisik, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan kognitif dan kecerdasan anak. Hal itu dibenarkan oleh Dokter (dr) Helmi Indra Dewi dari Klinik Vira Medika Purwokerto.
Kepada RRI Purwokerto, Jumat (17/11/2023), dr. Helmi Indra Dewi mengatakan bahwa stunting memiliki dampak jangka pendek dan panjang terhadap anak.
Dampak jangka pendeknya antara lain adalah anak menjadi mudah sakit. Bukan hanya itu, anak yang terindikasi stunting juga berisiko mengalami gangguan intelektual.
“Anak memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit. Lantaran sering sakit, ini juga akan memengaruhi ketahanan ekonomi keluarga karena biaya kesehatan menjadi meningkat. Anak juga bisa mengalami gangguan perkembangan kognitif, motorik, dan verbal,” kata dr. Helmi Indra Dewi.
Sementara itu, dampak jangka panjang stunting pada anak di antaranya adalah gangguan metabolisme, postur tubuh tidak ideal, dan penurunan prestasi akademik.
“Untuk dampak janga panjang pasti berpengaruh terhadap postur tubuh. Anak juga berisiko mengalami gangguan metabolisme, seperti obesitas, kencing manis, dan penyakit degeneratif lainnya, serta memengaruhi kesehatan reproduksi. Kemudian prestasi belajar anak juga bisa menurun karena adanya gangguan kognitif,” ujar dr. Helmi.
Lebih lanjut, dr. Helmi mengatakan, stunting bisa dicegah sejak bayi berada dalam kandungan. Rahim ibu merupakan tempat tumbuh janin, sehingga ibu harus berada dalam kondisi sehat untuk melahirkan bayi yang sehat.
Pemantauan terhadap kesehatan ibu harus dilakukan sejak awal kehamilan. Ibu hamil harus terhindar dari kondisi anemia dan harus rutin melakukan pemeriksaan kehamilan.
Ibu hamil juga wajib mengonsumsi makanan yang bergizi dengan jumlah kalori yang mencukupi kebutuhan hariannya.
“Gizi ibu harus seimbang. Ibu harus mengonsumsi makanan yang mengandung protein, kalori, lemak, supaya bayinya tumbuh karena bayi dalam kandungan mendapatkan makanan dari ibunya lewat jalan plasenta. Apabila gizi ibu bagus, Insya Allah bayi lahir sehat dan tidak stunting,” ujar dr. Helmi. (FR).