KBRN, Klungkung: Berbagai upaya dilakukan pemerintah Pusat hingga di daerah untuk menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satunya dengan menerapkan metode menginfeksi nyamuk Aedes Aegypti dengan bakteri Wolbachia. Namun di Kabupaten Klungkung, Dinas Kesehatan setempat belum ada rencana untuk menerapkan metode tersebut. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, drg. I Gusti Ayu Ratna Dwijawati, Selasa (14/11/2023).
"Karena di Kabupaten Klungkung, kami belum ada rencana terkait hal itu (pengendalian demam berdarah dengan metode wolbachia," ujarnya.
Maka dari itu pihaknya tetap mengupayakan pencegahan demam berdarah dengan memaksimalkan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hal ini diharapkan dilakukan disetiap rumah tangga, mengingat saat ini mulai pancaroba atau peralohan dari musim kemarau ke penghujan.
“Sehingga upaya PSN lebih ditingkatkan lagi," lanjutnya.
Dwijawati menyebutkan beberapa upaya PSN diantaranya memeriksa tempat yang digunakan untuk penampungan air, dan memastikan agar genangankan tidak menjadi tempat untuk bersarangnya nyamuk. Melakukan gotong royong berkala untuk membersihkan lingkungan secara bersama-sama.
“Serta hal lain yang dapat dilakukan, bisa juga menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk,” tandasnya.
Sementara itu berdasarkan data Dinas Kesehatan, kumulatif kasus DBD di Klungkung sepanjang tahun 2023 dari bulan Januari sampai Oktober tercatat sebanyak 624 kasus.
Terbanyak di Januari sebanyak 101 kasus, lalu setiap bulan mengalami tren penurunan kasus misal Februari 93 kasus, Maret 85 kasus, April 79 kasus, Mei 58 kasus, Juni 48 kasus, Juli 44 kasus, Agustus 37 kasus, September 37 kasus, dan Oktober 42 kasus.
Dari jumlah tersebut, 3 orang diantaranya meninggal dunia. Satu dari 3 korban meninggal tersebut merupakan seorang balita berusia 10 bulan yang meninggal dengan DBD pada Maret 2023 lalu.
Sementara itu sepanjang tahun 2022, jumlah kasus DBD di Klungkung tercatat mencapai 617 kasus.