Kesehatan

Pemkab Tangerang Tekan 232 Ribu Kasus Keluarga Berisiko Stunting

Oleh: Dendy Fachreinsyah Editor: Nasrudin Jahari 07 Nov 2023 - 09:44 Banten
Pemkab Tangerang Tekan 232 Ribu Kasus Keluarga Berisiko Stunting
Petugas kesehatan mengukur lingkar kepala balita saat pemeriksaan stunting pada anak. (Antara/Nyoman Hendra Wibowo)

KBRN, Tangerang: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang mengklaim berhasil menekan 232 ribu kasus keluarga berisiko stunting. Hasilnya angka stunting turun menjadi 5.200 kasus dengan persentase sebesar 2,7 persen pada tahun 2023. 

"Angka tersebut menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Dari data yang ada, pada tahun 2021 tercatat ada 16.000 kasus, sedangkan pada tahun 2022 angka tersebut turun menjadi sebesar 9.000 kasus," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, Senin (6/11/2023).

Baca juga:

Cegah Stunting, Pemkab Tangerang Gagas Garasi Gemilang

Keberhasilan dalam menekan angka stunting itu melibatkan berbagai pihak. Turunnya angka stunting di Kabupaten Tangerang tersebut disusul dengan turunnya angka keluarga berisiko stunting yang ikut turun sebanyak 232.000 kasus.

Hendra mengatakan saat ini tercatat ada 118.000 kasus keluarga berisiko stunting. Angka tersebut berhasil turun setelah kasus keluarga berisiko stunting sempat menyentuh angka 350.000 kasus di tahun 2022.

Baca juga:

Tekan Stunting, Pemkab Tangerang Dapat Dana Insentif Rp6,47 Miliar

"Turunnya angka keluarga berisiko stunting merupakan upaya penanganan yang dilakukan dengan melibatkan berbagai perangkat daerah terkait. Jumlah tersebut yang saat ini juga sedang kita upayakan penanganan agar anaknya tidak menjadi stunting," ujar Hendra.

Keluarga berisiko stunting merupakan keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting dan berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak.

Baca juga:

Percepat Penurunan Stunting, Pemkab Tangerang Gandeng Tim PASTI

Dia menuturkan pihaknya dan perangkat daerah lainnya terus berupaya dengan menargetkan penurunan angka keluarga berisiko stunting hingga dibawah 50.000 kasus. Sebab, hal tersebut dapat turut menekan lahirnya anak stunting.

“Kami mengimbau kepada masyarakat yang terindikasi keluarga yang berisiko stunting untuk segera melaporkan ke desa atau kelurahan, agar nantinya dapat dilakukan pendampingan oleh tim pendamping keluarga ditiap desa,” ucap dia.