Kesehatan

Ribuan Warga Pandeglang Alami Gangguan Mental Berat

Oleh: Dendy Fachreinsyah Editor: Nasrudin Jahari 03 Nov 2023 - 19:25 Banten
Ribuan Warga Pandeglang Alami Gangguan Mental Berat
Ilustrasi gangguan mental. Dinkes mencatat 2.001 warga Pandeglang mengalami gangguan mental berat. (Unsplash/Majestic Lukas)

KBRN, Pandeglang: Lebih dari dua ribu warga Kabupaten Pandeglang mengalami gagguan jiwa. Penyebabnya antara lain putus cinta dan kesulitan ekonomi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) pada Dinkes Pandeglang, Dian Handayani mengungkapkan, saat ini terdapat 2.082 warga yang mengalami gangguan jiwa.

Baca juga:

Ribuan Masyarakat Pandeglang Terjangkit TBC

Dari jumlah tersebut, 2.001 orang diantaranya menderita skizofrenia atau gangguan mental berat yang dapat memengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi. Sementara 81 orang lainnya mengalami psikosis akut yaitu kondisi yang menyebabkan penderitanya sulit membedakan kenyataan dan imajinasi.

“Kan ODGJ itu terbagi 2 jenis, gangguan kejiwaan dan psikosis akut. Kalau gangguan kejiwaan ada 2.001 orang dan untuk psikosis akut ada 81 orang jadi totalnya ada 2.082 orang tahun 2023 ini,” kata Dian, Jumat (3/11/2023).

Dian menyebut, ada beberapa faktor yang pemicu orang mengalami gangguan kejiwaan, antara lain putus cinta, masalah ekonomi, serta faktor keturunan. Kelompok usia yang paling rentan terkena gangguan jiwa ini adalah antara 18 hingga 50 tahun.

Baca juga:

Irna Jenguk Bocah Penderita Gangguan Saraf asal Panimbang

“Ya kalau pemicunya macam-macam, bisa juga dari keturunan, kemudian penyebabnya depresi hubungan cinta atau pun masalah ekonomi, bahkan masalah-masalah lain,” ucapnya.

Ia menyampaikan, penanganan ODGJ yang lebih berat melibatkan terapi dan perawatan khusus di Puskesmas maupun di RSUD dengan konsultasi spesialis dokter jiwa, yang memberikan obat dan terapi sesuai kebutuhan.

“Kalau ODGJ berat sudah kita obati di Puskesmas. Kita ada petugas pengelolaan program kesehatan jiwanya di Puskesmas. Nanti biasanya kita konsultasi dengan spesialis dokter jiwa untuk diberikan obat atau terapi yang diberikan,” ujar dia.

Baca juga:

Waspada! 23 Warga Majasari Sudah Terjangkit DBD

Dian menekankan pentingnya dukungan dari keluarga dan masyarakat bagi individu yang mengalami depresi atau ODGJ. Seringkali, mereka menghadapi stigmatisasi dan perlakuan kurang baik, sehingga dukungan positif dan perawatan teratur sangat penting dalam perjalanan pemulihan mereka.

“Biasanya orang gangguan jiwa itu dikucilkan, bahkan dipasung. Sebetulnya mereka itu butuh dukungan, support, dan upayakan harus berobat ke dokter secara teratur. Kalau obat itu kan harus dikonsumsi seumur hidup. Justru orang yang sehat harus memberikan dukungan,” katanya.