KBRN,
Pontianak: Hingga kini belum tersedia pengobatan yang spesifik untuk
penanggulangan DBD, maka diperlukan upaya pencegahan dan manajemen vektor yang
efektif oleh masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar dr Erna Yulianti menjelaskan kini upaya pencegahan penting dilakukan masyarakat mengingat belum ada pengobatan yang spesifik untuk DBD ini. Menurutnya respon cepat kini tetap diperlukan dalam mendeteksi DBD baik di puskemas, rumah sakit maupun keterlibatan masyarakat.
"Termasuk pula yang harus digencarkan peningkatan sistem surveilans dan respon cepat dalam mendeteksi dengue di layanan primer dan rumah sakit dalam menangani wabah, hingga penatalaksanaan kasus berkualitas, serta partisipasi dari masyarakat dan mitra yang berkesinambungan harus terus ditingkatkan," paparnya, Rabu (01/11/2023).
"Dan tak lupa peran pendekatan multisektor yang terkoordinasi perlu diperkuat untuk meningkatkan kesiapan daerah dalam menghadapi masalah dan mengantisipasi dampak DBD yang akan datang," timpalnya.
Lebih jauh, dr. Erna juga menyebut tingginya angka kematian akibat DBD di Kalbar juga dilatarbelakangi penderita DBD datang dalam keadaan sudah parah ke fasilitas kesehatan (faskes), dikarena masih adanya masyarakat melakukan pengobatan alternatif. Dinkes Kab/ kota sudah melakukan promosi kesehatan agar masyarakat mengenal gejala DBD dan segera datang ke fasyankes terdekat.