KBRN, Kuningan: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan terbaru tentang peningkatan kasus penyakit cacar monyet (monkeypox) di 12 negara non endemis yang terletak di tiga regional WHO yakni Eropa, Amerika, dan Western Pacific.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kuningan, dr. Hj Susi Lusiyanti, mengingatkan meskipun penyakit ini belum masuk ke Kabupaten Kuningan, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada.
Dikatakan dr. Susi, cacar monyet adalahpenyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh virus monkeypox.
"Virus ini dapat menular melalui kontak dengan hewan terinfeksi, manusia yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Gejala cacar monyet mirip dengan cacar air, namun lebih ringan, dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan," ujarnya.
Selain itu, penyakit ini juga menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Meskipun cacar monyet memiliki tingkat kematian yang relatif rendah, masyarakat diimbau untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti menghindari kontak dengan hewan yang mungkin menjadi reservoir virus, mencuci tangan dengan baik setelah kontak dengan hewan atau manusia terinfeksi, dan menggunakan alat pelindung diri saat merawat pasien yang terinfeksi.
"Jika Anda mengalami gejala cacar monyet, segera lapor ke fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat segera tertangani," kata dr. Hj Susi Lusiyanti.
Dalam upaya bersama melawan cacar monyet, kesadaran dan kerjasama dari masyarakat sangat diperlukan.
"Kita perlu mengurangi risiko penularan dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada," tambahnya.
Pihaknya terus memantau perkembangan penyakit ini, dengan harapan dapat mengendalikan penyebarannya dan melindungi kesehatan masyarakat secara global.