Kesehatan

Turunkan Stunting, Ini Peran Dokter Kata Dekan FKM Unair

Oleh: Ony Arianto Editor: Ari Diaz 23 Oct 2023 - 22:02 Surabaya
Turunkan Stunting, Ini Peran Dokter Kata Dekan FKM Unair
Prof. Dr. Santi Martini, dr. MKes., Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga FKM UNAIR Surabaya.

KBRN, Surabaya : Masalah stunting penting untuk segera diselesaikan, dikarenakan berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak. Peran dokter untuk penanganan kasus stunting di Indonesia menjadi sangat penting. Seperti yang dikatakan Prof. Dr. Santi Martini, dr. MKes., Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga FKM UNAIR Surabaya.

"Sebetulnya peranan dokter dalam penurunan angka stunting atau pencegahan angka kasus stunting baru itu sangat jelas. Apalagi para dokter yang praktek itu akan sering bisa mengidentifikasi kasus-kasus stunting yang ada di masyarakat itu yang pertama. Sehingga bisa lebih cepat lagi kasus stunting teridentifikasi dan tertangani. Dan yang kedua, para dokter yang praktek itu sering menerima kunjungan ibu hamil yang periksa dan angka stunting itu tidak hanya dilihat itu saat sudah lahir, tapi juga kesehatan ibu, pada waktu ibu hamil. Dan itu, kita bisa menjaga kasus stunting baru, kalau penanganan dan kesehatan ibu-ibu hamil betul-betul terlaksana dengan benar," jelas Dekan FKM Unair Surabaya, Senin (23/10/2023)..

Sementara itu, Nana, salah satu warga kota Surabaya mengaku tidak hanya dokter yang ikut berperan dalam penanganan masalah stunting namun juga peran tokoh masyarakat juga dibutuhkan. 

"Peranan dokter itu harus ada kerjasama. Jadi dari dokter, ahli gizi, tokoh masyarakat, tokoh agama, karena ada yang mereka berperan, orangnya dibantu terkadang tidak mau, dan seperti itu belum belum sudah berpikiran negatif. Sehingga perlu tokoh masyarakat, dan tokoh agama, untuk mendekati mereka, dan untuk ke sana memang perlu, seperti dana, waktu, ya tenaga dan semuanya," ujar Nana.

Mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045. (OA)