KBRN, Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan kasus baru monkeypox yang kembali terdeteksi di Jakarta. Hasil penelusuran menunjukkan 6 pasien Monkeypox merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi biseksual.
"Pasien monkeypox memiliki faktor prilaku seks berisiko. Dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan resmi, Senin (23/10/2023).
Pasien monkeypox memiliki gejala demam dan pembesaran kelenjar getah bening. Serta nyeri tenggorokan, myalgia (nyeri otot), ruam, dan sulit menelan.
"Penularan terjadi dari manusia ke manusia. Karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi," ujar Maxi.
Menurut Maxi, pihaknya akan melakukan upaya penanggulangan. Setidaknya ada tiga upaya yang dilakukan, di antaranya upaya surveilans, terapeutik dan vaksinasi.
Upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa. Terapeutik dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox serta pemantauan kondisi pasien.
Kemenkes juga akan melakukan vaksinasi Monkeypox, terutama pada populasi yang paling beresiko. "Kriteria penerima vaksin Monkeypox adalah laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis," ucap Maxi, mengakhiri.