KBRN, Jakarta: Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Alvin Kosasih menyatakan kesiapannya dalam penanganan kasus monkeypox (mpox). Kesiapan itu dibuktikan dengan digelarnya webinar yang bertajuk Kesiapsiagaan Penanganan Kasus Monkeypox yang dibuka secara umum.
Diketahui penyakit infeksi emerging yang timbul dapat berupa penyakit baru (new emerging) ataupun penyakit lama yang meningkat kembali jumlahnya (re-emerging).
"RSPI Sulianti Saroso sebagai koordinator nasional, rumah sakit jejaring pengampu penyakit infeksi emerging, menginisiasi webinar hari ini dengan maksud agar seluruh stakeholder, rumah sakit. Serta pengampuan maupun dinas kesehatan mampu meningkatkan kewaspadaan terhadap monkeypox," kata Alvin saat membuka webinar Kesiapsiagaan Penanganan Kasus Monkeypox, Minggu (22/10/2023).
Pihaknya berkomitmen membantu pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan di dalam pandangan penyakit infeksi darurat. Alvin menyebut, adapun empat pilar yang perlu diterapkan dalam penanganan penyakit infeksi adalah prevensi, deteksi, respon dan recovery atau penyembuhan.
"Dalam kesempatan hari ini, kami juga mengajak seluruh stakeholder untuk memberi perhatian dan mengambil peran sesuai dengan tugas dan fungsi kita selaku jejaring juga," ujarnya.
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Azhar Jaya menyampaikan beberapa rekomendasi terkait penanganan kasus monkeypox. Adapun rekomendasi tersebut ditujukan kepada RSPI Sulianti Saroso dan stakeholder terkait sebagai upaya pencegahan dan penanganan kasus.
1. Merumuskan bahan kampanye media yang efektif kepada masyarakat di berbagai platform. Mulai dari banner, instagram, facebook dan sebagainya harus dimanfaatkan;
2. Memberikan saran-saran, langkah penanganan infeksi dengan berbagai skala kepada dinas kabupaten, provinsi maupun nasional sebagai langkah antisipasi kedepan;
3. Memperkirakan jumlah kasus yang mungkin timbul kedepannya;
4. Melakukan koordinasi dengan berbagai rumah sakit di daerah dan mengundang asosiasi rumah sakit, baik itu ARSI, Persi dan sebagainya. Guna melakukan sosialisasi langsung mengenai langkah dan persiapan yang harus dilakukan rumah sakit hingga protap-protapnya.