KBRN Takengon : Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut penyakit Tuberkulosis (TB) dapat menjadi salah satu penyebab anak terkena stunting.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh BKKBN, jumlah anak usia dini di Indonesia yang tinggal di rumah tidak layak huni ada sebanyak 57,91 persen. Di mana ciri rumahnya yakni atap terbuat dari asbes, jendela rumah tidak lebih dari 10 persen luas bangunan rumah dan lantai yang tidak dikeramik.
Diketahui atap yang terbuat dari asbes lebih rentan rontok dari seng, sehingga serpihan kecil bisa terhirup masuk ke saluran nafas anggota keluarga.
Penyebab lain anak terkena stunting adalah tidak optimalnya pemberian ASI eksklusif dan makanan tambahan yang mengandung protein hewani, terutama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hasto menyoroti pada masa kini, seharusnya orang tua dapat mempelajari varian makanan bagi anak-anak
Hasto menyatakan saat ini pemerintah sedang berupaya menangani permasalahan stunting dengan memberikan intervensi baik secara spesifik maupun sensitif. Dengan demikian, angka prevalensi stunting yang berdasarkan data SSGI 2022 angkanya masih 21,6 persen.
Ia berharap setiap pihak tetap menjaga sinergi dan kolaborasi, sehingga angkanya bisa turun secara signifikan sekitar 3,8 persen pada tahun ini.