Kesehatan

Waspadai Kesehatanmu, 30 Persen WNI Berstatus Obesitas

Oleh: Lucky Setiawan Editor: sigit budi riyanto 01 Oct 2023 - 16:01 Semarang
Waspadai Kesehatanmu, 30 Persen WNI Berstatus Obesitas
Prescon usai pelaksanaan seminar kesehatan nasional bertema Hormon Kenyang Tulalit : Penyebab Tersembunyi di Balik Perut Buncit" yang dilaksanakan Prodia di Kota Semarang, Minggu (1/10)

 KBRN, Semarang : Mencegah penyakit metabolic atau penyakit yang disebabkan pola hidup yang tidak seimbang menyebabkan tubuh memiliki potensi besar diserang penyakit diabetes, stroke, hingga jantung coroner. Perlu upaya memitigasi hal tersebut secara mandiri dan penuh kesadaran dengan menerapkan hidup sehat yang baik.

Ancaman obesitas pada dewasa saat ini sudah mulai dirasakan, bahkan jumlah penduduk Indonesia yang mengalami obesitas mengalami kenaikan yang siginifikan. Dari data Kemenkes, tahun 2015 ada 17 persen penduduk mengalami obesitas, namun jumlah itu naik di tahun 2018 yang mencapai 30 persen penduduk di Indonesia menerapkan pola hidup yang salah sehingga obesitas terjadi.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Aldrich Kurniawan Liemarto, dalam seminar nasional  Hormon Kenyang Tulalit : Penyebab Tersembunyi di Balik Perut Buncit" yang dilaksanakan Prodia di Kota Semarang, Minggu (1/10) menyebutkan, setelah pandemic usai, masyarakat diminta kembali menerapkan olahraga yang rutin untuk meminimalisir resiko penyakit metabolic. Apalagi dengan banyaknya makanan kekinian yang jika dikonsumsi secara terus menerus menyebabkan  ancaman.

“Obesitas diusia muda itu kini sudah banyak dirasakan masyarkat pada umumnya, sehingga perlu melakukan pemeriksaan Leptin secara rutin bagi orang yang mau menjalankan diet yang tepat. Nanti kit abisa lakukan pencegahan dan rekomendasi olahraga dan asupan gizi yang tepat seperti apa,” ujarnya dalam sesi tanya jawab bersama pers.

Ia menegaskan dalam penerapan program diet tidak semua orang bisa menjalankan hal yang sama. Termasuk pada asupan makanan dan olahraga yang pas dalam hormone pasien tersebut.

“Untuk hormone kenyang leptin ini kita juga mesti tahu, hormone ini membuat kita harusnya menstop makanan karena hormon ini akan keluar ketika tubuh dirasa sudah mendapat makanan yang cukup. Namun kadang reseptor diotak menolaknya sehingga terus menerus merasa lapar,” jelasnya.

Aldrich menjelaskan, ketika tubuh mendapatkan asupan makan yang berlebih yang terjadi yakni akan membuat tubuh obesitas. Perut yang buncit itu dinilai dokter Sepesialis RS Colombia itu jauh lebih berbahaya, karena terdapat lemak jahat disitu.

“Memiliki perut buncit artinya memilko resiko lebih besar terkena obesitas. Pengaruh asupan makanan yang berlebih dan tidka sehat menyumbang itu, makanan berlemak dan karbo, dari Jungfood misalnya,” imbuhnya.

Perlu kepedulian dari diri sendiri yang mesti diupayakan agar tubuh tetap prima dan terhindar dari obesitas. Apalagi dalam dunia medis menurutnya tidak ada jalan pintas untuk menuju sehat.

“Shortcut dalam dunia kesehatan itu tidak ada, yang ada menjaga pola hidup sehat, dengan makanan sehat mengandung nutrisi yang bagus dan seimbang. Menjaga istirahat yang tepat dan berolahraga yang teratur. Kalau minum vitamin atau suntik vitamin C itu bukan untuk asupan harian, untuk sehat memang tidak ada yang instan,” tegas Aldrich.

Menambahkan Beppy Hamuaty, Regional Marketing Manager Prodia menyebut keunikan gaya hidup, makanan atau nutrisi yang bisa dikonsumsi, dan olahraga yang bisa dipilih memang akan berbeda-beda tiap orang karena faktor gen.

“Untuk mengetahui hal ini di Prodia sudah tersedia pemeriksaan nutrigenomik yang bisa menjadi panduan hidup sehat bagi diri sendiri dan keluarga,” kata Beppy.